Liputan6.com, Jakarta – Dengan jenaka Valentino Rossi memainkan ekspresi wajahnya di hadapan kamera media, seperti seorang dewasa yang ingin menghibur anak-anak.
Ulahnya pada konferensi pers peluncuran livery spesial Pertamina Enduro VR46 Racing jelang MotoGP Indonesia 2025, Selasa (30/9/2025), terkesan sederhana.
Namun, kepribadian itu pula yang menjadikan Rossi begitu unik, sehingga dunia langsung terkesima ketika dirinya mulai terjun di Kejuaraan Dunia Balap Motor pada 1996 di kelas 125cc. Sorotan luar biasa yang turut mengangkat popularitas kompetisi yang diikutinya hingga titik ini.
Daya tarik itu pula membentuk berdirinya Fan Club Valentino Rossi Indonesia (FCRI). Kelompok suporter ini tidak melewatkan kesempatan melihat dari dekat sang idola dan hadir di acara.
Rossi pun menyambut mereka dengan hangat, tersenyum dan melambaikan tangan. Dia membaca bendera-bendera yang dipajang para pendukung. “Rossifumi Samarinda. Apa itu Samarinda?” tanyanya.
Ketika diberitahu kalau Samarinda merujuk lokasi, Rossi mengungkapkan keinginan untuk mengunjungi kota di Kalimantan Selatan tersebut. Sosok berusia 46 itu turut menyapa anggota FCRI yang datang dari Jayapura, Papua.
Namanya penggemar itu Herlien Sini. Begitu mengetahui Rossi datang ke Indonesia, dia tidak melewatkan kesempatan melihat langsung sang idola.
“Tahun ini dia datang. Jadi ya mari kita lihat. Sudah tidak balapan, jarang lah. Paling di seri-seri Eropa dia muncul, kalau di Asia jarang,” katanya kepada Liputan6.com.
Herlien menceritakan cerita unik di balik alasannya menyukai Rossi. Semula dia hanya mendengar mengenai mitos tentang Rossi dari cerita teman di bangku kuliah.
“Pada 2002, langsung suka belum, dulu dengar dari teman suka cerita. Cuma saya tidak terlalu mengikuti balap motor. Kita kuliah di Papua, televisi jarang, hiburan jarang, handphone juga belum (seperti sekarang). Baru pada 2017, nonton, lihat langsung, akhirnya dipelajarilah semua,” ungkapnya.