Vatikan – Kelompok pemerhati gereja Katolik di Amerika Serikat, Bishop Accountability, menyoroti dua kardinal yang disebut-sebut sebagai calon kuat Paus berikutnya menjelang Conclave pada 7 Mei 2025. Kedua kardinal tersebut adalah Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Pietro Parolin dari Italia.
Wakil Direktur Bishop Accountability, Anne Barrett Doyle, menuduh keduanya gagal menunjukkan transparansi terkait penanganan kasus pelecehan seksual dalam gereja. Ia mempertanyakan kredibilitas Kardinal Tagle karena Keuskupan Agung Manila maupun Konferensi Waligereja Filipina (CBCP) belum mempublikasikan pedoman penanganan kekerasan seksual di situs resmi mereka.
“Jika Kardinal Tagle tak bisa mendorong uskup-uskup di negaranya untuk bersikap transparan, bagaimana dia bisa memimpin Gereja Katolik dunia?” ujar Doyle, seperti dilansir AFP.
Doyle juga menyoroti Kardinal Pietro Parolin, menyebutnya sebagai “penjaga rahasia ulung” dan meragukan komitmennya terhadap keterbukaan dalam isu pelecehan seksual.
Menanggapi tuduhan tersebut, CBCP membantah keras dan menyatakan bahwa Tagle tak lagi memiliki wewenang langsung atas keuskupan di Filipina sejak menjabat di Kuria Roma. CBCP juga menyebut bahwa penanganan kasus pelecehan menjadi tanggung jawab masing-masing uskup diosesan atau kepala biara.
Meski demikian, CBCP menyatakan Tagle berperan dalam menyusun Pastoral Guidelines on Sexual Abuses and Misconduct by the Clergy saat menjabat Us