Disiksa Ratusan Jam! Begini Cara Apple Tes Getaran dan Daya Tahan Baterai iPhone

Diposting pada

Cupertino Selain dijatuhkan, ditekan, dan disiram air bertekanan tinggi, Apple juga melakukan uji coba dengan cara mengguncang dan disetrum selama ratusan jam. Untuk apa?

Semua hal ini dilakukan demi memastikan perangkat siap dipakai di berbagai kondisi nyata. Salah satu pengujian di laboratorium rahasia Apple adalah menggunakan platform getaran raksasa.

Dirancang khusus untuk meniru kondisi kendaraan, seperti motor, bus, kereta, hingga skuter. Apple juga dapat mengatur frekuensi dan amplitudo getarannya.

Dengan cara ini, uji coba getaran bisa dibuat sedekat mungkin dengan getaran nyata saat iPhone hingga MacBook dibawa bepergian. Ini penting, karena bagian internal seperti kamera dan akselerometer sangat sensitif terhadap getaran.

Dalam tur eksklusif ke laboratorium pengujian Apple di Cupertino, melihat secara langsung alat yang digunakan perusahaan untuk melakukan uji coba ekstrem iPhone dkk.

Apple Pakai Alat Khusus untuk Uji Getaran

Sejumlah perangkat seperti iPhone, iPad, MacBook, dan Vision Pro terlihat ditempelkan ke platform khusus untuk diuji dalam berbagai orientasi–depan, samping, belakang–untuk memastikan seluruh sumbu (X, Y, Z) mendapatkan getaran relevan.

Tes ini berlangsung selama ratusan jam, karena setiap komponen punya resonansi berbeda bisa menyebabkan kegagalan jika tidak diuji dengan teliti.

Tak hanya itu, Apple juga menyimulasikan guncangan ekstrem seperti saat perangkat dijatuhkan secara tiba-tiba. Salah satunya dilakukan menggunakan alat khusus bernama shock tower, mengirim gelombang kejut ke papan sirkuit saat jatuh sebelum dirakit.

Cara Apple Uji Coba Daya Tahan Baterai

Tujuannya, mendeteksi potensi kegagalan lebih awal tanpa perlu membangun unit secara lengkap–lebih efisien dan presisi–dengan menggunakan data yang dicatat.

Bagian paling krusial lainnya adalah pengujian baterai. Jadi salah satu bagian terpenting di perangkat mobile, Apple ternyata melakukan uji coba daya tahan baterai lewat ribuan siklus isi-ulang.

Menariknya, Apple menggunakan robot otomatis untuk menghindari kerusakan dari penanganan manual ketika baterai dipasang atau dipindah dari satu slot ke tempat lainnya.

Target pengujian ini sangat jelas, setelah 1.000 kali isi ulang, kapasitas baterai masih harus bertahan minimal 80 persen. Tapi proses ini tidak bisa dipercepat. Hanya sekitar tujuh siklus penuh per hari bisa dilakukan, agar degradasi kimiawi tetap alami dan hasilnya akurat.

Alasan Pengisian Baterai Apple hanya Sampai 80 Persen

Menariknya, iPhone kini sudah dibekali fitur pengisian cerdas yang mencegah baterai cepat rusak. Sistem akan menyesuaikan arus pengisian berdasarkan pola tidur pengguna dan hanya mengisi hingga 100 persen tepat sebelum pengguna bangun. 

Dengan cara ini, Apple ingin mencegah panas berlebih di fase akhir pengisian yang menjadi penyebab utama umur baterai semakin pendek.

Dengan semua proses ini, jelas Apple tidak hanya fokus pada performa di atas kertas, tapi juga berkomitmen menghadirkan perangkat tangguh awet dalam pemakaian nyata, dan untuk jangka panjang.