Desainer Hengki Kawilarang Meninggal Dunia, Sempat Curhat Idap Gagal Ginjal dan Harus Cuci Darah

Diposting pada

Desainer kenamaan Hengki Kawilarang meninggal dunia pada Jumat, 20 Juni 2026 pukul 10.16 WIB pada usia 47 tahun.

Innalillahi wainna ilaihi rojiun, telah berpulang Hengki Candra Kusuma Kawilarang bin Yohan Ahmad Fauzi Kawilarang, usia 47 tahun, hari Jumat, 20 Juni 2025 jam 10.16. Mohon dibukakan pintu maaf atas kesalahan dan kekhilafan semasa hidup almarhum,” tulis keluarga Hengki dalam unggahan di Instagram centang biru@hengkikawilarang_id.

Jenazah sang desainer telah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dara Ulin, Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Kepergian Hengki disebut-sebut akibat penyakit diabetes dan komplikasi yang diidap. Sebelumnya, pada 18 Mei 2025, ia sempat mengunggah video terkait kondisi kesehatannya.

“Hi guys, gua mau sedikit sharing tentang apa yang gua alami, gua tuh akhirnya kena penyakit gagal ginjal dari akumulasi beberapa penyakit yang gua derita. Dan karena gua lalai untuk minum obat, lalai untuk check up dan segala macem, akhirnya gua kena gagal ginjal,” kata Hengki dalam video yang diunggah di akun Tiktok @hengkikawilarang_.

Cuci Darah Seminggu Dua Kali

Awalnya, ia mengaku tak terima saat dokter memutuskan bahwa dirinya harus cuci darah. Pasalnya, itu adalah hal yang menakutkan baginya.

“Tapi akhirnya setelah gua jalanin satu dua kali, terima kasih untuk tim dokter RS Kebon Jati dan perawat yang telaten memberikan pencerahan. Gua pun interaksi dengan pasien lain dan ternyata mereka udah ada yang sampai 8 tahun, 4 tahun, 2 tahun (menjalani cuci darah) dan mereka tetap bertahan.”

“Mereka survivor dan bukan berarti gua harus seperti mereka, tidak, gua tetap berusaha bagaimana caranya mengurangi cuci darah yang tadinya seminggu dua kali menjadi seminggu sekali atau sebulan sekali,” paparnya.

Meski begitu, komunikasi dengan para survivor setidaknya membuat Hengki merasa tidak sendiri.

Semangati Survivor Lain

Awalnya, ia berpikir cuci darah adalah akhir dari segalanya. Namun, ia sadar dengan prosedur tersebut dirinya bisa kembali bekerja dan berkarya.

“Tadinya gua berpikir ini akhir dari segalanya, ternyata tidak. Gua tetap bisa bekerja kembali, berkarya kembali, dan bahkan gua melakukan aktivitas kembali seperti sedia kala walaupun tidak bisa seberat dulu. Tapi setidaknya gua tetap berarti sebagai manusia yang punya masa depan.”

“Jadi pada siapapun, teman-teman gua yang mungkin ada masalah di ginjal, diabetes, darah tinggi, dan lainnya, coba coba check up, melakukan pemeriksaan berkala ke dokter, jangan takut,” pesannya.