Demo Jakarta pada akhir Agustus 2025 meninggalkan catatan serius terkait masalah kesehatan warga. Ribuan massa yang turun ke jalan memicu bentrokan hingga akhirnya banyak peserta demo maupun warga sekitar mengalami gangguan kesehatan.
469 Orang Dirawat, 1 Meninggal Dunia
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat ratusan orang harus mendapatkan perawatan medis, mulai dari kasus ringan hingga berat. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, melaporkan bahwa total 469 orang mendapat pelayanan kesehatan akibat demonstrasi yang terjadi.
Dari jumlah tersebut, 371 pasien menjalani rawat jalan, 97 pasien rawat inap, dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia.
“Jenis keluhan kesehatan yang paling banyak ditangani antara lain konjungtivitis sebanyak 198 kasus, luka terbuka atau vulnus sebanyak 90 kasus, sesak napas atau dyspnea 42 kasus, serta sejumlah trauma fisik, patah tulang, cedera kepala, dan keluhan medis lainnya,” kata Ani dalam keterangan tertulis Pemprov DKI dikutip Senin, 1 September 2025.
Penyakit yang Dialami Korban Demo Jakarta
Berdasarkan laporan resmi, beberapa penyakit yang paling sering dialami korban demo Jakarta antara lain:
1. Konjungtivitis (198 kasus)
Iritasi mata akibat paparan gas air mata menjadi keluhan terbanyak. Pasien mengalami mata merah, perih, hingga gangguan penglihatan sementara.
2. Luka terbuka atau vulnus (90 kasus)
Luka robek akibat benda tumpul maupun tajam menjadi kasus kedua terbanyak. Beberapa pasien membutuhkan tindakan jahit dan perawatan intensif.
3. Sesak napas atau dyspnea (42 kasus)
Umumnya dialami akibat paparan gas air mata, kepadatan massa, hingga trauma dada.
4. Cedera kepala dan patah tulang
Meski jumlahnya tidak sebanyak kasus mata dan luka terbuka, beberapa pasien harus menjalani perawatan lanjutan di rumah sakit karena cedera berat.
RS Rujukan untuk Korban Demo
Dinkes DKI Jakarta telah menyiapkan sejumlah rumah sakit sebagai rujukan utama untuk menangani korban demo. Beberapa di antaranya:
- RS Hermina Kemayoran
- RS Kramat 128
- RSAL Mintohardjo
- RSPAD Gatot Soebroto
- RS POLRI
- RSUD Koja
- RSUD Budhi Asih
- RS Pelni
- RS Pusat Pertamina
Ani menegaskan bahwa pasien dengan kondisi ringan akan dirujuk ke puskesmas terdekat. Namun, jika membutuhkan penanganan lanjutan, pasien langsung dikirim ke rumah sakit rujukan tersebut.
Siagakan 24 Ambulans dan Tim Medis
Untuk memastikan penanganan cepat, Dinkes DKI menurunkan tim kesehatan dengan jumlah signifikan. Tercatat ada 7 dokter, 59 perawat, dan 7 pengemudi ambulans yang disebar ke lapangan.
Selain itu, 24 ambulans juga disiagakan di sejumlah titik strategis seperti Senen, Kwitang/Mako Brimob, Tugu Tani, Otista, DPR/MPR, Tanjung Priok, hingga Gelora Bung Karno (GBK) Pintu 10.
“Seluruh petugas kesehatan kami imbau agar tetap memperhatikan keamanan diri dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm dan kacamata pelindung,” ujar Ani.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan akan terus memantau perkembangan kesehatan korban demo. Dengan ratusan kasus yang ditangani, penanganan cepat menjadi prioritas utama agar korban tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
Ani memastikan bahwa Dinkes DKI siap memberikan dukungan penuh dalam pelayanan medis, baik di puskesmas, rumah sakit, maupun layanan darurat melalui ambulans yang disebar di titik rawan.
“Fokus kami adalah memastikan semua korban mendapat pelayanan kesehatan dengan cepat dan tepat,” pungkas Ani.