Liputan6.com, Dili – Meski parlemen Timor Leste telah membatalkan rencana pembelian 65 unit SUV Toyota Prado untuk anggota DPR, aksi demonstrasi di Dili tetap berlanjut pada Kamis, 18 September 2025.
Ribuan mahasiswa dan warga turun ke jalan untuk memastikan pembatalan itu benar-benar dilaksanakan.
Mereka masih meragukan klaim bahwa mobil-mobil tersebut belum dalam proses pengiriman, sehingga mendesak adanya transparansi penuh dari pemerintah maupun parlemen.
Sebelumnya, aksi protes sempat memanas. Mahasiswa membakar ban dan kendaraan pemerintah serta melempari polisi dengan batu. Aparat kemudian membalas dengan tembakan gas air mata.
Unjuk rasa ini berawal dari keputusan pemerintah yang menyertakan anggaran senilai USD 4,2 juta dalam APBN 2025 untuk pengadaan mobil dinas, dikutip dari laman ABC News, Kamis (18/9).
Kebijakan tersebut menuai kritik karena dinilai tidak sejalan dengan kondisi masyarakat yang masih menghadapi kemiskinan dan kesenjangan.
Sejumlah partai politik bahkan berencana meminta DPR Timor Lesteagar secara resmi membatalkan pengeluaran itu, karena dianggap tidak mencerminkan kepentingan rakyat.
Presiden José Ramos-Horta menegaskan, kekerasan dalam aksi protes tidak dapat ditoleransi. Meski begitu, ia tetap mengakui hak warga untuk menyampaikan aspirasi.
Demonstrasi pada Rabu juga berkembang dengan tuntutan tambahan, yakni penghapusan pensiun seumur hidup bagi mantan anggota parlemen.