Untuk kamu yang tengah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi alias mahasiswa, bagaimana cara mengatur keuangan sudah sepatutnya mulai dipelajari dan dibiasakan. Kebanyakan mahasiswa yang mendapatkan kiriman uang dari orang tua dan kerja sampingan perlu mencari tahu bagaimana cara mengalokasikan dananya agar tetap kondusif memenuhi segala kebutuhan.
Dalam pengelolaan keuangan mahasiswa tersebut, dana darurat menjadi salah satu pos keuangan yang tak boleh sampai dilewatkan. Pasalnya, tidak jarang mahasiswa dihadapkan dengan pengeluaran mendesak dan mendadak yang harus dipenuhi sesegera mungkin, entah itu tugas kuliah, biaya penelitian, atau semacamnya. Tanpa dana darurat mahasiswa, kebutuhan penting semasa kuliah tersebut tentu berisiko tak mampu dipenuhi.
Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan agar dana darurat mahasiswa bisa terkumpul sesuai nominal yang diinginkan? Tak perlu risau, ada banyak cara dan strategi yang bisa dilakukan untuk mengelola finansial agar mampu mengumpulkan dana darurat mahasiswa. Tanpa panjang lebar lagi, berikut adalah cara hitung dan simulasi dana darurat mahasiswa, tips menempatkan dana darurat, sampai perencanaan finansialnya.
Cara Hitung Besarnya Dana Darurat Mahasiswa
Dana Darurat Mahasiswa
Secara umum, setiap orang perlu mengumpulkan dana darurat dengan nominal yang berbeda-beda. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besarnya dana darurat yang harus mampu dikumpulkan oleh setiap orang, antara lain nominal pengeluaran tiap bulan, status perkawinan, dan jumlah tanggungan. Berdasarkan faktor tersebut, kebutuhan akan dana darurat seseorang bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu:
Status Perkawinan | Nominal Dana Darurat |
Lajang dan Tak Mempunyai Tanggungan | 3 sampai 6 Kali Pengeluaran Tiap Bulan |
Keluarga Kecil dengan 1 sampai 2 Anak | 6 sampai 9 Kali Pengeluaran Tiap Bulan |
Keluarga Besar dengan Tanggungan Lebih dari 3 Orang | 9 sampai 12 Kali Pengeluaran Tiap Bulan |
Jika mengacu dari tabel kategori dana darurat tersebut, mahasiswa termasuk sebagai lajang dan tak mempunyai tanggungan. Artinya, nominal dana darurat yang harus mampu dikumpulkannya adalah setidaknya 3 kali pengeluaran tiap bulan agar kondisi keuangan tetap aman dan stabil.
Simulasi Hitungan Dana Darurat Mahasiswa
Agar lebih mudah memahami cara menghitung dana darurat bagi mahasiswa, simak contoh simulasi perhitungannya berikut ini.
Kamu merupakan seorang mahasiswa yang tengah berkuliah di Kota Kembang, Yogyakarta. Setiap bulannya, pendapatan yang diterima dari kiriman orang tua dan kerja sampingan adalah 3 juta. Lalu, tabel pengeluaran tiap bulan yang kamu miliki adalah sebagai berikut.
Kebutuhan | Biaya |
Bayar kost | Rp750.000 |
Makan bulanan | Rp1.000.000 |
Tugas | Rp250.000 |
Hiburan | Rp400.000 |
Total | Rp2.400.000 |
Sebagai mahasiswa yang masih berstatus lajang dan hanya perlu menanggung biaya hidupnya sendiri, nominal dana darurat yang perlu dikumpulkan adalah 3 kali pengeluaran bulanan. Berdasarkan informasi di atas, berikut adalah perhitungan dana darurat mahasiswa yang idealnya harus terkumpul.
Dana Darurat = 3 x Pengeluaran Bulanan
Dana Darurat = 3 x 2,4 juta
Dana Darurat = 7.2 juta
Jadi, mengacu dari perhitungan tersebut, diketahui jika nominal dana darurat yang harus dikumpulkan adalah 7,2 juta. Dengan pendapatan bulanan 3 juta dan pengeluaran sebesar 2,4 juta, artinya masih ada sisa dana sejumlah Rp600.000. Kamu dapat menyisihkan dana tersebut untuk mengumpulkan dana darurat selama 12 bulan agar mampu mencapai nominal sesuai target.
Rekomendasi Tempat Mengumpulkan Dana Darurat
Dana Darurat untuk Mahasiswa
Berdasarkan contoh di atas, kamu bisa mengumpulkan dana darurat sebesar 7,2 juta dengan rutin menabung sebesar Rp600.000 per bulannya selama 12 bulan. Dana tersebut bisa disimpan di rekening tabungan agar mudah dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun, hal tersebut bisa dibilang sebagai cara menabung yang kurang optimal karena nilai dananya tetap stagnan, bahkan akan terus berkurang imbas dari inflasi.
Alih-alih menyimpan dana darurat di rekening bank, ada pilihan lebih ideal yang bisa dipertimbangkan, yaitu berinvestasi. Dengan investasi, kamu berpeluang untuk mendapatkan imbal hasil seiring berjalannya waktu. Hal yang terpenting adalah pilih instrumen investasi yang tepat dengan menyesuaikan kebutuhan serta tujuan keuangan.
Misalnya, untuk dana darurat, idealnya pilih instrumen investasi berisiko rendah, seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Alasannya, karena fluktuasi nilai investasi pada instrumen investasi tersebut cenderung stabil.
Walaupun begitu, jika ingin mengumpulkan dana darurat untuk jangka panjang, mahasiswa juga bisa memilih instrumen investasi berisiko tinggi agar mampu mendapatkan peluang keuntungan lebih menjanjikan. Beberapa rekomendasi produknya adalah investasi saham, reksa dana saham, atau reksa dana campuran. Strategi mengumpulkan dana darurat mahasiswa jangka panjang ini berguna untuk menjamin kebutuhan hidup pasca lulus kuliah tetap terpenuhi walau belum mendapat kerja.
Di samping itu, jika memilih untuk berinvestasi di produk reksa dana, pastikan dulu jika penyedia layanannya legal dan resmi. Caranya dengan memastikan penyedia reksa dana telah terdaftar dan mengantongi izin usaha dari OJK alias Otoritas Jasa Keuangan.
Selain itu, pilih pula platform investasi reksa dana yang sudah terjamin kredibel dan menyediakan beragam fitur yang menguntungkan bagi nasabahnya. Sebagai mahasiswa yang mengumpulkan dana darurat via reksa dana, usahakan untuk mencari platform yang menawarkan fitur instant redemption atau pencairan kilat agar dananya bisa dengan mudah dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Dengan begitu, manfaat reksa dana sebagai wadah mengumpulkan dana darurat menjadi lebih optimal didapatkan.
Tips Merencanakan Keuangan untuk Kumpulkan Dana Darurat Mahasiswa
Mengelola keuangan agar bisa mengumpulkan dana darurat pada dasarnya bisa dilakukan dengan mudah asal mengetahui caranya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 4 tips merencanakan keuangan yang patut untuk dicoba agar tujuan keuangan ini lekas terkumpul.
- Hitung Nominal Dana Darurat yang Perlu DikumpulkanDi tahap awal, cobalah untuk menghitung nominal dana darurat yang perlu dikumpulkan dengan menyesuaikan pengeluaran bulanan dan jumlah tanggungan. Untuk mahasiswa yang masih berstatus lajang dan hanya harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, idealnya dana darurat berjumlah 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan.Kemudian, tentukan berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk bisa mencapai target keuangan tersebut sesuai kondisi keuangan. Hal ini mampu membantumu dalam merencanakan dan mengatur keuangan dengan lebih jelas untuk menyiapkan dana darurat.
- Pisahkan Dana Darurat pada Pos Keuangan KhususCara selanjutnya, usahakan untuk menempatkan dana darurat dan uang untuk kebutuhan pokok di pos keuangan yang berbeda. Mengapa hal ini penting untuk dilakukan? Salah satu alasannya agar uang yang telah terkumpul sebagai dana darurat tidak sampai digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang tak semestinya.Maka, hal tersebut membuat proses mengumpulkan emergency fund menjadi lebih lancar dan optimal. Kalau dicampur dengan tabungan utama, takutnya dana darurat malah digunakan untuk kebutuhan lain yang tidak mendesak, atau bahkan bersifat konsumtif. Selain itu, langkah ini juga dapat memudahkanmu dalam memantau progress pengumpulan dana darurat.
- Konsisten dan Disiplin Menyisihkan PenghasilanTidak kalah pentingnya, pastikan untuk konsisten dan disiplin dalam menyisihkan penghasilan agar dana darurat bisa terkumpul tepat waktu sesuai target. Bila perlu, jangan ragu untuk memanfaatkan fitur auto debet yang ditawarkan oleh sejumlah layanan perbankan atau platform investasi digital. Dengan begitu, kamu bisa rutin menabung dana darurat ini setiap bulan sesuai nominal yang telah ditentukan sebelumnya.
- Pastikan Wadah Menyimpan Dana Darurat LikuidTerakhir, pastikan untuk memilih wadah menyimpan dana darurat yang mudah diakses dan proses pencairan uangnya simpel. Tujuannya tidak lain agar dana darurat bisa segera digunakan sewaktu-waktu kondisi atau pengeluaran mendesak muncul.Selain tabungan di bank, rekomendasi tempat untuk mengumpulkan dana darurat yang juga memiliki likuiditas tinggi adalah RDPU atau reksa dana pasar uang. Karena diinvestasikan di produk RDPU, nilai uang dana darurat bisa terus berkembang seiring berjalannya waktu sehingga lebih menguntungkan.
Mulai Biasakan Diri Mengatur dan Menjaga Keuangan Sejak Dini
Siapa bilang menjaga dan mengatur keuangan hanya perlu dilakukan oleh mereka yang telah bekerja dan berkeluarga? Bagi kamu yang masih berstatus mahasiswa, mengelola finansial dengan baik juga penting untuk dilakukan, termasuk dalam menyiapkan dana darurat mahasiswa. Sebagai langkah awalnya, pastikan untuk mengikuti tips dan trik mengelola keuangan dan mengumpulkan dana darurat mahasiswa seperti yang telah dijelaskan di atas, ya!