Pembalap Aruba.it Ducati tersebut membuat penonton terperangah dengan manuver di tikungan terakhir untuk merebut podium teratas Race 2 di Most. Perjalanan seperti roller coaster sejak Jumat (16/5/2025) ditutup dengan manis pada Minggu sore waktu setempat.
Bulega menderita highside karena lintasan yang tak sepenuhnya kering dan dingin saat latihan pembuka. Kondisi pemuncak klasemen tersebut membuat fans khawatir karena ia diangkut dengan tandu menuju ambulans. Setelah pemeriksaan, dokter hanya menemukan memar di beberapa bagian tubuhnya. Rasa nyeri masih bisa ditahan oleh juara World Supersport (WSSP) 2023 tersebut sehingga boleh turun di FP2.
Setelah berganti hari, keadaan fisiknya terus membaik sehingga ia bisa menantang Toprak Razgatlioglu, sang favorit di Most. Sayangnya, dari Superpole hingga dua balapan, kecepatan Ducati Panigale V4R sulit menyaingi kemampuan pembalap BMW Motorrad memaksimalkan potensi motornya.
Razgatlioglu mengamankan dua kemenangan Race 1 dan Superpole Race. Ketika menuju sukses ketiga akhir pekan kemarin, ia lengah dan disalip Bulega di tikungan terakhir. Selepas balapan, pembalap 25 tahun tersebut mengungkapkan apa yang dilakukan agar bisa mengimbangi pembalap Turki itu.
Pembalap yang mengumpulkan 252 poin itu mengakui bahwa karakter Most tak cocok dengan gayanya. Karena itu, ia harus bekerja ekstra keras agar bisa bertahan di zona podium. Kemenangan ini menjadi modal Bulega ketika WSBK kembali ke Italia, untuk seri Emilia-Romagna. Ia tentu ingin mempersembahkan kemenangan kandang di depan penggemar Ducati.