China Tegaskan BRICS Tak Cari Perang Dagang dengan AS, Trump Ancam Tarif Tambahan

Diposting pada

Jakarta, 7 Juli 2025 — Pemerintah China menegaskan bahwa kelompok negara-negara BRICS tidak berniat memulai perang dagang dengan Amerika Serikat. Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyusul reaksi keras Presiden AS Donald Trump terhadap pernyataan bersama BRICS yang mengkritik kebijakan tarif sepihak.

BRICS tidak terlibat dalam konfrontasi blok mana pun dan tidak menargetkan negara tertentu,” ujar Mao. Ia menambahkan, BRICS menjunjung keterbukaan dan kerja sama yang saling menguntungkan, bukan proteksionisme.

Sebelumnya, dalam KTT BRICS 2025 di Brasil, aliansi tersebut menyampaikan kritik tajam terhadap meningkatnya kebijakan tarif dan non-tarif sepihak yang dinilai merusak perdagangan global dan tidak sesuai dengan prinsip WTO. Pernyataan itu memicu kemarahan Trump, yang kemudian mengancam tarif tambahan 10% bagi semua negara anggota BRICS.

Trump menyatakan di platform Truth Social bahwa negara mana pun yang berpihak pada “kebijakan anti-Amerika” BRICS tidak akan diberi pengecualian dari kebijakan tarif baru.

BRICS juga mengecam serangan AS ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni lalu, menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan resolusi IAEA.

Saat ini BRICS beranggotakan 11 negara, termasuk Indonesia, yang baru saja bergabung sebagai anggota penuh awal 2025. Jika Trump menjalankan ancamannya, maka Indonesia sebagai anggota baru BRICS juga berpotensi terkena imbas tarif tambahan dari AS.