Cerita Umar Driver Ojol Korban Demo Ricuh di DPR: Saya Dipukul Brimob, Sadar Sudah di RS

Diposting pada

Umar Amiruddin (31), seorang pengemudi ojek online (ojol) asal Kampung Sukamukti, Desa Cikidang, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban salah sasaran saat bentrokan antara demonstran dan aparat kepolisian di Jakarta pada Kamis (28/8/2025).

Umar dipukul anggota Brimob hingga pingsan dan sempat menjalani perawatan intensif di RS Pelni Jakarta. Umar kini sudah kembali ke rumahnya di Sukabumi untuk pemulihan.

Umar menceritakan kondisi yang dialaminya sebelum dilarikan ke RS Pelni. Saat itu, anggota Brimob tiba-tiba memukulnya bertubi-tubi hingga pingsan.

“Saya dihajar lagi sama polisi. Habis itu saya pingsan. Tahu-tahu sudah di rumah sakit,” tutur Umar, sambil menunjukan luka dialami di beberapa bagian tubuhnya, Selasa (2/9/2025).

Safrudin, kembaran Umar, menambahkan awalnya Umar menurunkan penumpang dan kemudian memarkir motornya di dekat sebuah masjid untuk menunaikan salat magrib.

Setelah salat, Umar keluar dan melihat keramaian di depan. Karena penasaran, Umar mendekat untuk menonton bersama beberapa ibu-ibu, bukan untuk ikut demonstrasi.

“Setelah itu, ada anggota Brimob yang berteriak, ‘Awas kalian, jangan divideo! Bubar! Bubar!’. Tiba-tiba, dari belakang, dia ditangkap dan dipukuli oleh enam orang,” ungkap Safrudin.

Tulang Rusuk Sampai Patah

Umar mencoba melarikan diri ke jalur busway, namun dikejar dan dipukuli lagi oleh aparat. Dia kemudian pingsan dan diseret oleh dua orang. Saat diseret, salah satu aparat memukulnya dengan kayu.

Akibatnya, Umar menderita luka serius, termasuk tulang rusuk yang patah, luka di siku kanan, dan sejumlah benjolan besar di kepala akibat injakan sepatu.

Wajahnya juga dipenuhi luka hitam akibat oli dan aspal. Umar akhirnya dievakuasi oleh pengemudi ambulans.

“Dia sempat dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras, kemudian ditolak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan akhirnya diterima di Rumah Sakit Pelni,” jelas Safrudin.

Merantau ke Jakarta Sejak Tahun 2015

Setelah dirawat selama lima hari, Umar diperbolehkan pulang. Umar mulai merantau ke Jakarta sejak tahun 2015.

Rencananya, Umar akan menjalani pemulihan di rumah. Dia dijadwalkan kembali ke Jakarta pada 9 September 2025 untuk kontrol ke Rumah Sakit Pelni, karena memerlukan penanganan dari dokter spesialis.

“Untuk saat ini, saya fokus ke pemulihan. Semoga cepat sembuh,” tutur Umar.

Dia juga berpesan kepada masyarakat untuk selalu menjauhi keramaian.

“Buat teman-teman, kalau ada kerumunan atau apapun itu, tolong dihindari karena kita tidak tahu musibah bisa datang. Lebih baik menjauh,” pesannya.

Proses Pemulihan Umar di Rumah

Sementara itu, Bupati Sukabumi, Asep Japar, menyampaikan rasa syukurnya atas kepulangan Umar.

Alhamdulillah, hari ini Pak Umar bisa pulang dari rumah sakit, dan kondisinya membaik,” kata Asep.

Dia mengatakan, Pemda Kabupaten Sukabumi telah menawarkan bantuan pengobatan di RSUD Sekarwangi. Namun, karena saran dari pihak rumah sakit di Jakarta, akhirnya Umar tetap mendapatkan perawatan intensif di sana.

“Kita ambil hikmahnya, mudah-mudahan sekarang di Sukabumi tetap damai, dan Pemda memastikan memberikan bantuan penuh terhadap pemulihan kesehatan pak Umar,” jelasnya.

Dia juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, termasuk jajaran TNI dan Polri. Pihak Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menyediakan fasilitas untuk keperluan kepulangan Umar.