Tanggalan masih satu digit, gajian belum lama berlalu, tapi kok saldo rekening sudah mengkhawatirkan. Iya, mengelola gaji memang menjadi problematika generasi milenial dan gen Z. IDN Research Institute pada 2019 mendapati bahwa hanya 10,17% dari para milenial yang menyisihkan gajinya sebagai tabungan.
Mengapa demikian? Sebab generasi milenial dan gen Z sangat mengagung-agungkan prinsip hidup YOLO alias you only live once, dan FOMO atau fear of missing out. YOLO mendorong generasi ini menikmati hidup tanpa perlu memikirkan masa depan. Sedangkan FOMO adalah kekhawatiran ketinggalan tren yang sedang happening. Akhirnya, gaji habis untuk memenuhi kedua gaya hidup tersebut.
Padahal, sebaik-baiknya menabung atau berinvestasi ialah ketika kita berada dalam usia produktif. Usia ketika kita masih punya tenaga dan daya saing di dunia kerja.
Kendala Dalam Mengatur Keuangan
Founder Billennials Club/Affiliated Financial Advisor, Jill Wiharja, dalam webinar di QuBisa menjelaskan bahwa setidak-tidaknya ada tiga Kendala Dalam Mengatur Keuangan Pribadi. Tiga kendala tersebut ialah:
- Malas
Siapa sih yang tidak mau punya kondisi keuangan yang baik. Tapi, masalahnya banyak di antara kita yang malas melakukan pencatatan. Entah itu mencatat uang yang keluar dan masuk. “Mereka tahunya hanya buat reward dan self healing, tapi lupa menabung dan investasi,” jelas Jill.
Bahkan kita kerap malas mencari informasi soal keuangan. Banyak yang malas mencari tahu bagaimana caranya berinvestasi, membuka rekening, dan sebagainya. Padahal, semua semudah membuka Google.
2. Tidak tahu caranya
Padahal, sudah mau mencari info, tapi masih sulit mengerti. Misalnya, investasi saham. Sekarang banyak aplikasinya, tapi kita tidak tahu cara membeli, memilih, atau menganalisa saham mana yang tepat. “Di Indonesia akses pendidikan finansial sangat minim. Di rumah atau di sekolah jarang sekali diajarkan soal pendidikan finansial,” imbuh Jill.
3. Tidak melakukan evaluasi
Bisa jadi kita sudah disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran. Paham juga soal bujeting, dan rajin mencari informasi soal investasi. Tapi, kita lupa mengeveluasi, karena merasa semua sudah baik-baik saja. Padahal, belum tentu.
Tips Mengelola Gaji
Sedih juga ‘kan kalau sudah capek-capek kerja, tapi gaji tidak pernah bersisa. Bagi kamu para first jobber, yuk mulai bijak kelola gaji supaya kehidupan finansial di masa depan aman. Business Operations Manager MatchKerja, Chintya Kiswandini, dalam paparannya di QuBisa berbagi Tips Mengatur Keuangan untuk Para First Jobber. Simak deh.
- Buat pos-pos keuangan
Dari seluruh uang gaji, alokasikan 20% untuk self reward, 30% untuk investasi, 10% untuk orangtua, dan 50% untuk kebutuhan sehari-hari atau rumah tangga lainnya.
Persentasenya sih menyesuaikan kebutuhan dan goal kamu. Tapi, dengan membuat pos-pos pengeluaran, kita jadi tahu kemana gaji kita pergi. “Untuk cicilan dan pembayaran paylatter itu termasuk self reward ya,” ujar Chintya mengingatkan.
- Sediakan dana darurat
Dana darurat berbeda dengan tabungan ya. Jumlahnya tergantung kebutuhan masing-masing. Meskipun beberapa mengatakan dana darurat idealnya 3 sampai 6 bulan gaji.
- Dahulukan investasi ketimbang gaya hidup
Mengikuti gaya hidup nggak bakal ada puasnya. Karena akan selalu muncul tren baru. Akan lebih baik kalau self reward kamu berupa investasi. Misalnya, dengan membeli logam mulia. Sebab begini. Asumsikan kita berusia panjang, maka kita akan butuh pegangan di masa depan. Investasi logam mulai itu bisa jadi pegangan masa depan kita.
- Beli aset penting
Mumpung masih muda, alokasikan gaji buat investasi aset. Misalnya, membeli rumah. Ingat aset ini harganya bakal naik. Jadi, cicil dari sekarang.