Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat (BPBD Sumbar) mengestimasikan nilai kerugian akibat dampak bencana banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem di provinsi setempat mencapai Rp 4,9 miliar.
“Jumlah kerugian ini masih bersifat sementara berdasarkan laporan kabupaten/kota per Selasa (25/11) pukul 16.00 WIB,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumbar Arry Yuswandi, melansir Antara, Rabu (26/11/2025).
Cuaca ekstrem yang melanda Sumbar sejak Sabtu 22 November 2025 memicu bencana banjir, tanah longsor, pohon tumbang hingga banjir bandang di sejumlah daerah. Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kota Padang dilaporkan mengalami dampak paling besar di antara daerah lainnya.
Arry menjelaskan, angka kerugian tersebut berpotensi bertambah seiring proses asesmen detail yang masih berlangsung. Apalagi, kata dia, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat hingga ekstrem masih berpotensi terjadi hingga 27 November 2025.
“Perkiraan kerugian sementara sekitar Rp4,9 miliar lebih. Ini baru perkiraan awal. Tim di lapangan terus melakukan verifikasi agar kita mendapatkan gambaran menyeluruh terkait dampak bencana dan kebutuhan intervensi pemulihan,” ucap Arry.
Ia mengatakan, sejak awal kejadian Pemerintah Provinsi Sumbar sudah menggerakkan seluruh perangkat untuk percepatan penanganan darurat, pemulihan akses, serta pemenuhan kebutuhan dasar warga. Termasuk pula, kata dia, penguatan koordinasi lintas sektor agar respons berjalan cepat dan terarah.
“Kita bekerja dalam satu sistem komando. BPBD berada di garis depan didukung organisasi perangkat daerah teknis, TNI dan Polri serta pemerintah kabupaten/kota. Akses jalan dibuka, distribusi bantuan berjalan dan layanan dasar diupayakan tetap stabil,” terang Arry.
Lakukan Asesmen
Selain itu, pemerintah terus melakukan asesmen menyeluruh terhadap rumah warga yang terdampak banjir, melakukan pendataan fasilitas umum, lahan pertanian dan infrastruktur yang rusak untuk proses perbaikan.
“Data kerusakan yang valid sangat penting bagi pemerintah untuk menghitung kebutuhan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana. Kita ingin proses pemulihan berjalan cepat dan tepat sasaran,” jelas Arry.
Sebelumnya, cuaca buruk melanda Sumatera Barat (Sumbar) dalam satu minggu terakhir, akibatnya Sebagian besar daerah di provinsi ini diterjang banjir dan longsor sejak Senin 24 November 2025 hingga hari ini Selasa 25 November 2025.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, banjir melanda setidaknya 11 kabupaten dan kota di provinsi setempat seperti Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Solok, Padangpariaman, Pesisir Selatan.
Pantauan Liputan6.com, di Kota Padang banjir menerjang sejumlah titik salah satunya di Batu Busuk Kecamatan Pauh. Air masuk hingga ke rumah warga akibat luapan Sungai Batu Busuk.
“Iya sungai meluap airnya bercampur lumpur masuk ke rumah,” kata salah seorang warga Batu Busuk, Ros (54) kepada Liputan6.com, Selasa 25 November 2025.
Cuaca Ekstrem, Banjir dan Longsor Landa Belasan Kabupaten dan Kota di Sumbar
Di Batu Busuk, terlihat warga mengungsi ke rumah saudaranya mengingat hujan yang masih terus mengguyur dan debit sungai semakin besar.
“Sebanyak 50 KK di Batu Busuk sudah dievakuasi, untuk korban jiwa tidak ada,” kata Kepala BPBD Kota Padang Hendri Zulviton.
Kondisi terkini, air dan lumpur yang masuk ke rumah warga mulai surut, namun demikian evakuasi tetap dilakukan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga.
Selain di Batu Busuk, banjir juga terpantau di Gunung Pangilun, Bypass di depan Rumah Sakit Siti Rahmah, Ulak Karang dan Tunggul Hitam.
Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau memperkirakan hujan masih terus mengguyur sebagian besar Sumatera Barat hingga beberapa hari ke depan.

