Boeing Capai Kesepakatan dengan DoJ, Bayar Kompensasi Rp17,8 Triliun Terkait Tragedi 737 MAX

Diposting pada

Washington, 25 Mei 2025 — Perusahaan kedirgantaraan Boeing Co. telah mencapai kesepakatan awal dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) untuk membayar total kompensasi senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp17,8 triliun), guna menghindari proses pengadilan pidana terkait dua kecelakaan fatal pesawat 737 MAX pada 2018 dan 2019.

Kecelakaan tersebut menewaskan 346 orang, termasuk tragedi Lion Air JT-610 di Indonesia yang jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018, dan Ethiopian Airlines di Addis Ababa lima bulan kemudian. Keduanya diduga kuat disebabkan oleh cacat pada sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang terpasang di pesawat 737 MAX.

Dalam perjanjian ini, Boeing akan:

  • Mengalokasikan US$455 juta untuk memperkuat program keselamatan, kualitas, dan kepatuhan internal.
  • Membayar US$444,5 juta kepada keluarga korban.
  • Menyelesaikan penalti pidana senilai US$487,2 juta, di mana US$243,6 juta sudah dibayarkan sebelumnya.

Meski Boeing akan mengakui keterlibatan dalam upaya menghalangi evaluasi FAA terhadap pesawat, perusahaan tidak secara langsung mengakui bersalah atas kedua kecelakaan tersebut.

Departemen Kehakiman menyatakan bahwa Boeing melanggar kesepakatan tahun 2021 terkait kepatuhan terhadap aturan anti-penipuan. Sebagai konsekuensinya, Boeing kini diwajibkan menunjuk konsultan independen untuk mengevaluasi program etika dan kepatuhan perusahaan.

Juru bicara DoJ mengungkapkan bahwa keluarga korban menyikapi kesepakatan ini dengan pandangan yang beragam. Namun pihaknya yakin penyelesaian ini merupakan jalan terbaik secara hukum dan memberikan manfaat praktis bagi semua pihak.

Sebelumnya, Boeing sempat direncanakan untuk menghadapi persidangan mulai 23 Juni 2025. Namun, pemerintah AS khawatir proses pengadilan dapat memperumit upaya mendapatkan kompensasi tambahan bagi keluarga korban.

Sebagai catatan, pesawat 737 MAX sempat dilarang terbang secara global selama hampir dua tahun, sebelum akhirnya diizinkan kembali beroperasi setelah melalui sejumlah pembaruan sistem keselamatan.

4o