Seiring bertambahnya usia, banyak lansia mulai mengalami perubahan dalam kebiasaan makan, baik dari segi pola, porsi, hingga nafsu makan. Padahal, asupan gizi yang cukup dan seimbang tetap penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup di usia senja. Lantas, seperti apa porsi makan ideal bagi lansia, dan bagaimana cara mengatasi penurunan nafsu makan yang sering dialami?
Menurut ahli gizi RS Fatmawati, Niken Sulistyaningsih, S.Gz, secara umum tidak ada perbedaan besar dalam jumlah porsi makan antara orang dewasa dan lansia. Namun, cara penyajian serta konsistensi waktu makan perlu lebih diperhatikan.
“Untuk dari porsi sendiri, memang kita menganjurkan tiga kali makan utama dan tiga kali makan selingan. Waktunya bisa diberikan setiap tiga jam sekali,” jelas Niken dalam Talkshow Keluarga Sehat bersama Kementerian Kesehatan RI, dikutip Kamis (29/5).
Pola Makan Teratur dan Bertahap
Niken menekankan bahwa prinsip utama dalam pemberian makan pada lansia adalah bertahap, nyaman, perlahan tapi konsisten. Untuk memudahkan, keluarga atau pengasuh dapat menyusun jadwal makan harian yang jelas, misalnya:
- Sarapan: pukul 07.00
- Snack pagi: pukul 10.00
- Makan siang: pukul 12.00
- Snack sore: pukul 15.00
- Makan malam: pukul 18.00
- Snack malam: pukul 20.00–21.00
“Snack malam bisa berupa makanan ringan yang mudah diserap seperti buah potong. Ini membantu memenuhi kebutuhan energi tanpa membebani sistem pencernaan,” tambah Niken.
Mengapa Nafsu Makan Lansia Menurun?
Penurunan nafsu makan pada lansia merupakan hal yang umum. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari penurunan fungsi indera penciuman dan pengecap, gangguan gigi, masalah pencernaan, hingga faktor psikologis seperti kesepian atau depresi.
“Banyak lansia yang kesulitan mengakses makanan sendiri karena keterbatasan fisik. Di sinilah pentingnya peran keluarga atau pengasuh untuk mendampingi dan membantu menyediakan makanan,” ujar Niken.
Peran Keluarga Sangat Penting
Niken menyarankan agar keluarga tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga menciptakan suasana makan yang hangat dan menyenangkan.
“Jadikan waktu makan sebagai waktu sosial. Ajak lansia makan bersama, bertukar cerita, agar mereka merasa nyaman dan punya semangat makan,” ujarnya.
Tak hanya itu, keterlibatan lansia dalam proses menyiapkan makanan juga bisa meningkatkan minat makan mereka. Mulai dari kegiatan belanja bahan makanan hingga membantu menyiapkan makanan sederhana di dapur dapat menjadi aktivitas yang bermakna dan menyenangkan.
“Dari proses itu, biasanya lansia akan bercerita, merasa dihargai, dan lebih antusias untuk makan makanan yang mereka bantu siapkan,” kata Niken.
Tips Praktis Meningkatkan Nafsu Makan Lansia
Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan oleh keluarga atau pengasuh:
- Sajikan makanan dalam porsi kecil namun sering
- Variasikan menu dengan cita rasa, tekstur, dan warna yang menarik
- Pastikan makanan mudah dikunyah dan dicerna
- Ajak makan bersama sebagai aktivitas sosial
- Libatkan lansia dalam memilih dan menyiapkan makanan
- Konsultasikan kebutuhan nutrisi dengan ahli gizi atau dokter
Konsultasi Gizi, Langkah Bijak untuk Lansia
Setiap lansia memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, tergantung kondisi kesehatan, berat badan, hingga penyakit penyerta yang mungkin dimiliki. Karena itu, penting bagi keluarga untuk rutin berkonsultasi dengan tenaga medis.
“Jangan ragu untuk mengajak lansia berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi, agar kebutuhan nutrisi hariannya dapat dirancang dengan tepat,” tegas Niken.
Menjaga kesehatan lansia bukan hanya soal makan yang cukup, tapi juga bagaimana menghadirkan makan sebagai bagian dari kehidupan yang hangat, menyenangkan, dan penuh perhatian. Peran keluarga dalam hal ini sangatlah besar—tidak hanya sebagai penyedia makanan, tetapi juga sebagai sumber semangat hidup di masa tua.