Jakarta, 28 Juli 2025 — Ketegangan bersenjata antara Thailand dan Kamboja di wilayah Segitiga Zamrud memanas sejak Kamis (24/7), menyebabkan sedikitnya 33 korban tewas dan memicu gelombang pengungsian besar-besaran di kedua negara.
Hingga Sabtu (26/7), Kamboja melaporkan 13 korban jiwa (8 warga sipil dan 5 tentara) serta lebih dari 70 korban luka, sementara Thailand mencatat 20 kematian (14 warga sipil dan 6 tentara). Konflik juga menyebabkan evakuasi besar-besaran: 138.000 orang di Thailand dan 35.829 orang di Kamboja telah meninggalkan wilayah terdampak.
Pemerintah Kamboja menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat melalui perwakilannya di Dewan Keamanan PBB. Namun, Thailand masih berhati-hati dan menyatakan keterbukaan untuk berdialog, dengan kemungkinan bantuan mediasi dari Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini.
Dari Washington, Presiden AS Donald Trump menyatakan telah berbicara langsung dengan pemimpin kedua negara dan menyebut keduanya sepakat bertemu untuk menyusun gencatan senjata. Trump juga mengancam akan menerapkan tarif 36% atas ekspor Thailand dan Kamboja ke AS mulai 1 Agustus jika pertempuran tak segera dihentikan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan tidak ada WNI yang terdampak langsung dari konflik ini. KBRI Bangkok mengimbau seluruh WNI di wilayah perbatasan Thailand untuk tetap waspada dan melakukan lapor diri melalui situs resmi peduliwni.kemlu.go.id.