Belajar saham pemula harus dilakukan sebelum kamu benar-benar menceburkan diri ke pasar modal. Banyak hal yang harus dipelajari, supaya kita bisa berinvestasi secara terarah sesuai tujuan dan rencana keuangan. Tanpa belajar dulu, bisa saja kita jadi salah mengambil keputusan yang akan berakibat fatal bagi keuangan kita. Saham merupakan salah satu instrumen yang sering direkomendasikan untuk bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang. Ini terkait dengan manajemen risiko pada saham yang memang tinggi. Dengan memiliki saham, kita pun dianggap sah sebagai pemilik sebuah perusahaan, karena kita memiliki bukti penyertaan modal dalam bisnis yang dijalankannya. Artinya kemudian, kita juga memperoleh beberapa hak, di antaranya menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham dan mendapatkan dividen. So, kamu tertarik untuk belajar saham pemula untuk mendapatkan berbagai keuntungannya? Boleh saja. Kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut. Table of contents Belajar Saham Pemula per Tahap
1. Pelajari prinsip dasarnya Belajar saham pemula tanpa memahami prinsip dasar dan cara kerjanya, rasanya akan sulit bagi kita untuk bisa memanfaatkannya sampai optimal. Kita bakalan bingung, mulai dari pembuatan rencana dan tujuan keuangannya, memilih sekuritas yang amanah, memilih saham bagi pemula yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan, penentuan strategi investasi yang akan memengaruhi pengelolaan dana, dan review yang harus dilakukan. Ya, ibaratnya, masih buta kok disuruh melipir ke jembatan gantung. Risikonya berlipat ganda, yang ditimbulkan oleh risiko si instrumen itu sendiri dan masih ditambah dengan risiko tambahan yang muncul karena ketidaktahuan kita. Salah satu hal yang harus banget dipelajari di tahap belajar investasi saham ini adalah pengelolaan emosi; bagaimana supaya enggak euforia saat pasar naik, dan bagaimana caranya enggak panik saat pasar anjlok. PR besar? Jelas! So, sebelum melangkah lebih jauh, pahami prinsipnya: apa keuntungan yang bisa didapatkan dari saham, dan apa risikonya. Kenali juga berbagai strategi investasi yang bisa dilakukan.
2. Pelajari perusahaan sekuritasnya Tahap belajar saham pemula berikutnya adalah memilih perusahaan sekuritas yang dapat membantumu menjadi perantara saat berinvestasi. Ini juga bukan hal yang sepele, meskipun sebenarnya caranya simpel saja. Mengapa hal ini penting? Karena salah memilih maka akan memengaruhi perjalanan investasimu ke depannya. So, kamu perlu memilih sekuritas yang bisa dipercaya. Caranya dengan memilih sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, alias OJK, dan sudah menjadi anggota bursa di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, kamu berurusan dengan perusahaan yang legal, bukan abal-abal. Selain mengecek ke OJK mengenai legalitasnya, kamu juga perlu untuk melakukan riset terhadap sekuritas yang hendak dipilih. Pastikan sekuritas tersebut tidak pernah terlibat kasus-kasus berat, memiliki review yang baik dari pengguna lain (kamu bisa cek rating dan review di PlayStore atau AppStore), dan cek juga akun media sosialnya.
3. Pelajari cara memilih saham yang tepat Selanjutnya dalam cara belajar saham pemula, lakukan proses pembelian saham melalui sekuritas yang sudah kamu pilih. Pastikan sekuritasnya memiliki aplikasi mobile, yang akan mempermudah perjalanan investasimu nanti. Memilih saham yang tepat itu tricky. So, hal ini perlu dipelajari juga di awal kamu belajar saham pemula. Pada umumnya aplikasi saham sudah akan termasuk fitur yang dapat memudahkan kita untuk memilih saham, mulai dari ada live tracking pasar saham, berbagai rekomendasi saham dan analisis dari pakarnya, sampai berbagai fitur bantuan, seperti adanya Robo Advisor. Namun dari semuanya, adalah penting bagi kamu saat belajar saham pemula adalah belajar melakukan analisis fundamental, yaitu analisis yang dilakukan terhadap kinerja internal si perusahaan yang sahamnya akan kamu beli. Dari tips belajar saham ini, kamu akan dapat menentukan, saham mana yang paling bisa melayani kebutuhanmu.
4. Pelajari pergerakan pasar Meski nantinya kamu memilih untuk berinvestasi dalam jangka panjang alih-alih trading saham, tetapi dalam belajar saham pemula, kamu juga perlu untuk mempelajari cara mengamati pergerakan pasar. Pasar saham akan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi ekonomi, politik, sosial, dan berbagai hal lainnya. Dengan sensitivitas ini, harga saham bisa berfluktuasi dengan cukup tajam dari hari ke hari. Kamu perlu tahu cara memantaunya, sehingga kamu bisa dengan tepat mengambil keputusan-keputusan penting terkait investasimu.
5. Yang penting, mulai sekarang! Yang terpenting dalam belajar saham pemula adalah segera eksekusi rencanamu. Proses belajar tidak akan segera dimulai kalau kamu menunda terus untuk segera berinvestasi di pasar modal. Tenang saja, asalkan keempat hal di atas sudah kamu pelajari dengan baik, diiringi dengan konsistensi untuk berinvestasi, maka hasilnya juga akan baik untukmu. Modal untuk Beli Saham Dulu kala, untuk membeli saham, kamu akan perlu modal puluhan juta. Sekarang enggak lagi. Bahkan dengan modal setipis Rp1 juta saja, kamu sudah bisa mulai mengoleksi saham blue chip. Modal yang diperlukan untuk berinvestasi saham akan tergantung pada harga dan jumlah saham yang akan dibeli. Selain itu, juga akan ada biaya transaksi sekuritas. Karena itu, penting untuk memilih sekuritas yang memberlakukan biaya transaksi terkecil. Jika terlalu besar, maka akan menggerus modalmu. Misalnya begini. Kamu hendak membeli saham BBRI (Disclaimer: bukan rekomendasi, nama saham hanya sebagai contoh), yang saat artikel ini ditulis harga per lembarnya adalah Rp4.150. Biaya transaksi sekuritasnya adalah 0.19%. So, untuk membeli setiap 1 lot (=100 lembar saham) BBRI, kamu akan perlu modal sebesar: 1 x 100 x Rp4.150 = Rp415.000 Ditambah biaya transaksi sebesar 0.19%, sehingga modal total yang diperlukan menjadi Rp415.788. Jika suatu saat nanti, kamu hendak menjual saham BBRI ini, sementara misalnya harga saham BBRI sudah naik menjadi Rp5.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Pendapatan penjualan saham: 1 x 100 x Rp5.000 = Rp500.000 Biaya transaksi jual saham misalnya 0.29%, maka pendapatan di atas dipotong sebesar Rp1.450. Selain itu, juga ada pajak penjualan saham sebesar 0.1%, sehingga akan dipotong lagi Rp500. Dengan demikian perolehan penjualan saham setelah dipotong adalah sebesar Rp 498.050. Semakin banyak saham yang kamu miliki, maka potensi keuntungan juga akan semakin besar. Semakin tinggi harga saham bertumbuh, potensi keuntungannya juga semakin besar. Semakin rendah harga belinya, juga akan memperbesar potensi keuntungannya.