Begini Kondisi Posko Kesehatan Unisba Sebelum Massa Anarkis di Area Kampus

Diposting pada

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba), Harits Nu’man, menjelaskan kondisi posko kesehatan kampus sebelum gelombang aksi mahasiswa yang berujung anarkis di sekitar kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9/2025).

Harits menjelaskan, posko kesehatan sebenarnya sudah ditutup pada pukul 21.00 WIB. Namun, sekitar setengah jam setelah penutupan, kerusuhan pecah hingga dini hari. Massa saat itu bergerombol di sejumlah titik, mulai dari Jalan Trunojoyo, kemudian masuk ke Jalan Sulanjana, dan berlanjut hingga Taman Radio.

“(Kondisi Posko) dibanding dengan tanggal 29, hari Jumat itu, ada 208 korban. Dari jumlah tersebut, enam korban harus dirujuk ke rumah sakit,” ujar Harits, Selasa (2/9/2025).

Sementara itu, pada aksi hari Senin, jumlah korban yang mendapatkan perawatan, tercatat hanya sekitar 62 orang. Hal ini dikarenakan  durasi aksi yang lebih singkat.

“Kalau tanggal 29 itu kan panjang di gedung DPRD-nya. Kalau kemarin kan cuma sampai jam 17.00, setelah itu mereka balik. Sehingga korbannya tidak terlalu banyak,” jelasnya.

Sesak Nafas dan Terkena Pukulan

Harits mengungkapkan, keluhan para korban hampir sama. “Satu sesak napas, kemudian juga ada juga yang terkena pukulan, Pak,” ujarnya.

Kemudian terkait kondisi korban yang sempat dirujuk ke rumah sakit, Harits mengatakan sebagian besarnya sudah membaik. “Kalau yang saya tahu, kebetulan ada mahasiswa Unisba juga yang sobek disininya karena pukulan benda tumpul. Itu sudah dengan keluarganya, sudah pulang. Ya, tangannya disaring-saring,” tambahnya.

Kronologi Versi Polisi

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, aparat gabungan menggelar patroli di sekitaran kampus Unisba, termasuk Jalan Tamansari. Petugas menemukan adanya tumpukan batu, kayu serta pembakaran ban di jalan. Sehingga, jalan tersebut pun tak dapat dilewati kendaraan bermotor sekira pukul 23.30 WIB.

“Pada saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan kelompok anarko. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil anarkis,” kata Hendra melalui keterangan resmi, Selasa (2/9/2025).

Kemudian, lanjut Hendra, tim gabungan turun melakukan pengamanan serta berupaya membubarkan massa tersebut. Namun menurutnya, kolompok tersebut merancang agar seolah-olah aparat menyerang kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) yang berada di kawasan tersebut.

“Mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas agar mundur ke arah kampus Unisba, sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus,” ucap dia.

Dilempari Batu

Hendra mengatakan, tim patroli gabungan TNI dan Polri kemudian dilempari batu juga bom molotov oleh kelompok tersebut. Polisi pun akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kelompok tersebut.

“Tim kemudian menembakkan gas air mata ke jalan raya, namun tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba. Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok anarko, untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas,” beber dia.

Hendra membantah terkait adanya kabar bahwa tim patroli masuk ke area kampus dan membawa senjata peluru karet. Bahkan menurutnya, tidak ada satu pun petugas yang membawa senjata api saat melakukan patroli.

“Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks. Faktanya, di lapangan tidak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus, dan tidak ada petugas yang membawa senjata,” jelas dia.

Tak lama kemudian, kata Hendra, polisi akhirnya dapat menguasai kawasan tersebut setelah kurang lebih setengah jam terjadi konflik sekira pukul 01.00 WIB. Kelompok tersebut pada akhirnya membubarkan diri setelah berhasil dipukul mundur oleh patroli gabungan.

“Setelah kondisi Jalan Tamansari bisa kami kuasai, situasi kembali aman dan kelompok berpakaian hitam tersebut melarikan diri,” jelas dia.