JAKARTA – Asosiasi pengemudi ojek online (ojol) Garda Indonesia akan kembali melakukan demonstrasi di Jakarta pada hari ini. Ada lima tuntutan yang akan mereka sampaikan kepada pemerintah di mana salah satu tuntutannya adalah penurunan potongan komisi bagi pengemudi ojol menjadi 10 persen.
Ekonom senior Wijayanto Samirin menilai persoalan komisi sebaiknya menjadi bagian dari mekanisme pasar, pemerintah hanya perlu mengawasi penerapannya dengan fokus utama adalah pada keselamatan konsumen.
“Di market itu kan harus product differentiation. Aplikator ini kan ada yang pakai komisi 20 persen, ada yang pakai komisi 10 persen ya tetapi masing-masing punya ceruk market sendiri. Jadi kalau diseragamkan tidak optimal bagi industri,” ungkap Wijanto di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Dia mencontohkannya dengan industri penerbangan di mana ada maskapai yang menerapkan harga murah (budget air) dengan maskapai dengan harga reguler. Menurut Wijayanto, setiap konsumen memiliki preferensi yang berbeda-beda untuk menentukan pilihannya.
“Ada yang menomorsatukan ketepatan waktu, kenyamanan, keamanan. Ada juga yang menomorsatukan kalau airlines ini pasti servicenya reguler, track record masalah accident rendah. Let the market decide. Market ini kita berbicara konsumen maupun pelaku biar ketemu. Demand ini ada supply-nya. Pemerintah mengawasi saja. Tapi syaratnya para pelaku usaha harus bergerak ke arah yang benar,” katanya.
Hal yang penting yang perlu diperhatikan pemerintah dan tidak bisa diganggu gugat adalah soal keselamatan, perlindungan konsumen dan perlindungan data. Wijayanto mencontohkan Singapura dan Vietnam yang telah terlebih dahulu meregulasi aspek keselamatan dan data konsumen dalam industri transportasi onlinenya.