Dunia cryptocurrency atau mata uang kripto memang selalu bisa menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Tidak hanya karena peluang keuntungannya yang terbilang menggiurkan, istilah dan strategi yang perlu dipahami oleh para pegiat crypto juga cukup banyak serta unik. Salah satu contohnya adalah istilah Hammer Candlestick atau bisa juga disebut Candlestick Hammer.
Secara umum, yang dimaksud dengan Hammer Candlestick ini adalah sebuah candlestick yang dapat ditemukan ketika kamu mengamati grafik dari harga pada pasar crypto ataupun jenis pasar aset yang lainnya. Tentunya, istilah tersebut penting untuk dipahami karena berkaitan erat dengan pengambilan keuntungan ataupun strategi investasi oleh para pegiat mata uang crypto.
Lantas, apa sih yang dimaksud dengan Candlestick Hammer itu? Di samping itu, seperti apa contoh dan cara penggunaannya pada saat melakukan trading di pasar crypto maupun pasar aset lain? Nah, agar memahami lebih lanjut tentang apa itu Hammer Candlestick, contoh, cara penggunaan, hingga perbedaannya dengan pola Hanging Man, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Candlestick Hammer
Pengertian Candlestick Hammer, atau bisa juga disebut Hammer Candlestick, adalah candle yang ada pada grafik harga dari aset dan terlihat secara visual menyerupai palu. Pada Candlestick Hammer ini, terlihat ada bagian bayangan atau sumbu bawah dengan ukuran 2 kali dari ukuran tubuh yang sebenarnya.
Pada candle, bagian tubuhnya mewakili perbedaan dari harga pembukaan dengan penutupan. Sementara pada bagian bayangan atau sumbu bawah memperlihatkan harga tertinggi serta terendah untuk periode transaksi atau perdagangan tersebut.
Jadi, bisa dipahami jika Candlestick Hammer adalah candle yang ada pada grafik dan muncul saat aset yang diperdagangkan lebih rendah dengan cukup signifikan dibanding pembukaannya. Pola tersebut adalah pola pembalikan arah atau bullish yang biasanya muncul saat akhir sesi downtrend atau tren turun. Oleh sebab itu, pola tersebut juga biasa dikenal dengan sebutan Hammer Candlestick Bullish.
Contoh Candlestick Hammer
Sebenarnya, pengertian tentang Candlestick Hammer cukup sederhana dan mudah untuk dipahami. Akan tetapi, bagi sebagian orang, memahami istilah tersebut bisa jauh lebih praktis dilakukan melalui contohnya langsung pada grafik pasar crypto atau jenis aset lainnya.
Jika mengacu pada grafik, candle hammer bisa terlihat saat muncul penurunan harga atau bearish dan diikuti oleh Candlestick Hammer pada titik terendahnya. Berikut adalah contohnya pada gambar grafik pasar aset.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Candlestick Hammer mempunyai bayangan atau sumbu bawah yang panjang. Bahkan, ukuran sumbu bawah atau bayangan tersebut bisa mencapai 2 sampai 3 kali dari panjang bagian tubuh alias body yang aslinya. Kemudian, konfirmasi pembalikan dari harga bearish menuju bullish bisa terlihat melalui candle yang selanjutnya dan mempunyai gap yang lebih tinggi.
Cara Menggunakan Candlestick Hammer saat Trading
Setelah memahami pengertian dan contoh dari Candlestick Hammer, mungkin beberapa dari kamu masih bingung bagaimana cara menggunakannya pada saat trading dan membaca grafik pasar crypto atau jenis pasar yang lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa cara menggunakan Candlestick Hammer ketika trading ataupun membaca grafik pasar crypto dan jenis aset lainnya.
1. Menemukan Tren atau Pola Pembalikan dari Bearish Menuju Bullish
Candle dengan bentuk menyerupai palu ini umumnya muncul pada grafik setelah terjadi penurunan harga. Selain itu, candle berbentuk palu ini juga kerap terjadi saat banyak penjual yang memasuki pasar ketika terjadi penurunan harga. Alhasil, saat pasar aset ditutup, pembeli yang datang akan menyerap tekanan transaksi penjualan serta meningkatkan harga pasar sampai mendekati harga pembukaannya.
Oleh sebab itu, pola tersebut menjadi tanda atau indikasi akan terjadinya proses pembalikan dari yang awalnya bearish menjadi bullish. Dalam kata lain, pasca pola tersebut muncul, tren akan meningkat secara perlahan. Ketika harga mulai beranjak meningkat dan mengikuti palu, artinya di saat itulah pola dari Candlestick Hammer ini terkonfirmasi.
2. Menjadi Dasar Indikasi Tren Penjualan atau Pembelian Aset
Selain menemukan tren atau pola pembalikan bearish menjadi bullish, pola hammer ini juga bisa dijadikan sebagai dasar indikasi bagi investor terkait tren penjualan atau pembelian aset. Pada pola hammer ini memiliki bentuk menyerupai huruf “T” dan tak menunjukkan adanya pembalikan harga meningkat atau ke atas hingga dikonfirmasi. Konfirmasi tersebut terjadi saat candle selanjutnya ditutup melebihi atau di atas dari harga penutupan terhadap Candlestick Hammer.
Adanya konfirmasi tersebut mampu menunjukkan terkait dorongan pembelian dengan cukup kuat. Di masa konfirmasi tersebut, umumnya investor akan mencari peluang atau kesempatan untuk pergi dari posisi short, ataupun masuk ke dalam posisi long.
3. Merupakan Tanda atau Indikasi Tempat Stop Loss
Cara selanjutnya untuk menggunakan Candlestick Hammer ini adalah untuk menempatkan stop loss. Bagi trader atau investor yang membeli suatu aset maupun mengambil posisi membeli alias buy umumnya akan menempatkan stop loss pada bagian bawah sumbu atau bayangan palu.
Terkait hal tersebut, stop loss dapat ditempatkan pada bagian bawah dari titik paling rendah palu, maupun tepat di bagian bawah tubuh dari palu apabila harga bergerak atau berfluktuasi lebih tinggi dan agresif selama di masa konfirmasi.
Perbedaan Hammer dengan Hanging Man
Ilustrasi Hanging Man Candlestick
Jika dilihat sekilas, bentuk visual dari pola Hanging Man dan juga Hammer memang sangat mirip dan mungkin sedikit sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, kedua pola tersebut mempunyai sejumlah perbedaan yang secara mendasar tidak terlalu rumit untuk dicermati dan diketahui. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa perbedaan antara Hanging Man dengan Hammer yang penting untuk kamu ketahui.
1. Munculnya Candlestick
Candlestick Hammer atau Hammer bullish akan ditemukan saat tren turun, di mana saat hal tersebut terkonfirmasi akan terbalik menjadi tren kenaikan atau uptrend. Akan tetapi, ada beberapa kondisi atau situasi candle dengan bentuk palu tersebut ditemukan pada tren kenaikan.
Saat hal tersebut terjadi, biasanya akan disebut dengan istilah Candlestick Hammer bearish. Pola tersebut lah yang dipahami atau dikenal sebagai pola Hanging Man. Jika mengacu pada pengertiannya, yang dimaksud dengan Hanging Man ini pada grafik pasar crypto atau jenis aset lainnya adalah tren atau pola pembalikan dari bearish dan juga sekaligus bisa menjadi tanda dari level resistance paling tinggi atau teratas.
2. Sinyal atau Penanda yang Ditunjukkan
Perbedaan lainnya antara Hammer dengan Hanging Man terletak pada sinyal atau penanda yang ditunjukkan. Jika melihat dari penjelasan yang sebelumnya, bisa diketahui pula bagaimana Candlestick Hammer merupakan penanda dari terjadinya tren atau pola bullish.
Di sisi lain, pada Hanging Man, sinyal atau penanda yang diberikan adalah tren bearish. Jadi, antara Hammer dan juga Hanging Man menunjukkan sinyal yang berbeda terhadap kemungkinan tren atau pola yang akan terjadi pada grafik pasar crypto, apakah itu bullish ataukah malah bearish.
3. Bentuk dari Candlestick
Perbedaan yang terakhir antara Hammer dengan Hanging Man pada grafik pasar crypto maupun pasar aset jenis lainnya adalah bentuk dari candlestick. Pada candle hammer biasanya memiliki warna putih atau hijau. Sedangkan pada candle jenis Hanging Man umumnya memiliki warna hitam atau merah.
Walaupun demikian, keduanya memiliki bayangan atau sumbu bawah yang 2 sampai 3 kali lebih panjang ketimbang bagian candlenya. Di samping itu, baik pola Hammer ataupun Hanging Man keduanya juga bisa mempunyai sedikit ataupun sama sekali tak ada bayangan pada bagian atasnya. Bagian tubuh dari candle juga berada pada ujung teratas rentang perdagangan.