Jakarta, 20 Agustus 2025 — Kasus tragis meninggalnya Raya, balita tiga tahun asal Sukabumi dengan tubuh dipenuhi cacing, menyedot perhatian publik sekaligus menjadi peringatan serius soal masalah sanitasi dan kesehatan di Indonesia.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menilai kasus ini harus menjadi alarm nasional. “Infeksi cacing erat kaitannya dengan sanitasi buruk. Upaya pencegahan harus dilakukan lewat pemberian obat cacing berkala, penyuluhan, perbaikan sanitasi, serta pengobatan bila infeksi sudah terjadi,” ujarnya.
Raya meninggal di RSUD R Syamsudin SH pada 22 Juli 2025 setelah sembilan hari dirawat di ruang PICU. Saat tiba di IGD, kondisinya tidak sadar, tekanan darah tidak stabil, dan dokter menemukan cacing keluar dari hidungnya. Awalnya, dugaan medis mengarah pada meningitis tuberkulosis, namun kemudian dipastikan ada infeksi cacing.
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, mengungkapkan keluarga Raya hidup dalam keterbatasan dan terlambat membawa anaknya ke rumah sakit karena tidak menyangka kondisinya parah.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kecacingan masih mengancam anak-anak Indonesia. Menurut Prof. Tjandra, Indonesia perlu menetapkan target pengendalian kecacingan sejalan dengan target global WHO 2030, agar menuju Indonesia Emas 2045 masalah ini tidak lagi menjadi beban.