Balai desa dan gedung sekolah menjadi dua lokasi utama yang saat ini digunakan warga sebagai tempat pengungsian sementara pascalongsor di Desa Cibeunying, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, kedua fasilitas pengungsian sudah dilengkapi dapur umum yang proporsional untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi selama masa tanggap darurat.
“Berdasarkan data yang dikonfirmasi BNPB dalam peristiwa longsor di Cibeunying, Cilacap ini ada lebih dari 28 kepala keluarga yang terdampak. Mereka diungsikan sementara demi keselamatan karena kondisi tanah di sekitar permukiman masih labil dan rawan longsor susulan,” ujar Abdul, melansir Antara, Senin (17/11/2025).
Sebagaimana dilaporkan BNPB hingga Minggu 16 November 2025 atau hari keempat operasi, tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan kembali menemukan dua jenazah yang tertimbun material longsor.
“Penemuan tersebut menambah total korban meninggal dunia menjadi 13 orang. Sementara itu, masih terdapat 10 warga yang masuk dalam daftar pencarian,” terang Abdul.
Dia menjelaskan, upaya pencarian terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan dengan menyisir area terdampak menggunakan peralatan berat dan bantuan anjing pelacak.
“Total ada 22 unit alat berat jenis bucket eskavator dari Kementerian Pekerjaan Umum serta Pemerintah Kabupaten Cilacap diturunkan ke lokasi untuk mempercepat proses penggalian material longsor diperkirakan sedalam lebih delapan meter,” papar Abdul.
Penambahan Alat Berat
Abdul menjelaskan, penambahan alat berat tersebut dinilai signifikan dalam memudahkan tim menemukan korban yang tertimbun, mengingat ketebalan dan luasnya area timbunan tanah di lokasi longsoran.
Selain itu, operasi SAR juga melibatkan 1.001 personel dari berbagai unsur, mulai dari TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga relawan, yang bekerja bersama untuk mempercepat proses pencarian serta penanganan darurat di lapangan.
Untuk memperkuat pencarian, sembilan ekor anjing pelacak (K9) dari Kantor SAR Semarang, Polda Jawa Tengah, dan jajaran Polres di wilayah itu turut diterjunkan guna membantu mengidentifikasi titik-titik yang dicurigai sebagai lokasi korban tertimbun.
Sebelumnya, tim pencarian dan pertolongan (SAR) menggabungkan metode pencarian pada hari kelima operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025).
Koordinator Operasi SAR Longsor Cibeunying, Muhammad Abdullah menjelaskan, tim akan menerbangkan drone thermal sejak pagi untuk memastikan area pencarian.
“Drone thermal sudah kita terbangkan sejak hari pertama, dan hari ini tetap kita gunakan dalam rangka memastikan lokasi pencarian aman bagi pekerjaan,” kata Abdullah dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.
Begini Strategi Tim SAR Cari 10 Korban Longsor Cilacap yang Belum Ditemukan
Tim juga akan mengerahkan anjing pelacak (K9 SAR) sebelum alat berat mulai bekerja. Ketika anjing pelacak mengindikasikan atau mendeteksi adanya korban, maka tim akan menggunakan alat berat untuk melakukan pengerukan.
Pada hari kelima pencarian ini, area pencarian dibagi menjadi dua sektor dan empat worksite, yakni Sektor A1, A2, dan Sektor B1, B2. Pembagian ini dilakukan untuk memaksimalkan fokus dan efektivitas pencarian di area yang luas dan kompleks.
Dari sisi peralatan, tim SAR mengerahkan 22 unit ekskavator sejak pagi dan telah mendapatkan tambahan sehingga total bisa mencapai 25 unit. Selain itu, 17 pompa air atau alkon tetap difungsikan untuk penanganan genangan, serta peralatan ekstrikasi disiagakan untuk membuka bangunan atau material besar yang menimpa.
Diketahui, sebanyak 13 jenazah telah ditemukan sejak operasi SAR hari pertama. Diduga masih terdapat 10 korban yang masih tertimbun material longsoran.
“Hari ini kami melakukan pencarian terhadap 10 korban. Mohon doanya kepada seluruh masyarakat Indonesia agar seluruh korban dapat ditemukan,” pungkas Abdullah.










