Harga saham tentunya jadi unsur paling penting yang akan jadi pertimbangan untuk mengambil keputusan pembelian atau penjualan saham. Karena dalam harga saham inilah, perkembangan investasi kita akan bisa dinilai berkembang atau tidak. Nah, kali ini kita akan membahas naik dan turunnya harga saham yang cukup menjadi misteri. Bukan rahasia lagi kalau salah satu yang menarik dari investasi saham adalah pergerakan harga naik maupun turun, dan hampir tidak berhenti berfluktuasi. Tapi apa yang membuat harga saham terbentuk? Apa saja faktor-faktor yang menentukan harga salah satu surat berharga ini, terutama di pasar modal Indonesia? Cus, simak penjelasannya! Table of contents Bagaimana Harga Saham Terbentuk? Konsepnya sama dengan pembentukan harga barang di pasar konvensional. Ya, jadi harga saham pun bergantung pada supply and demand, atau permintaan dan penawaran. Artinya, harga akan naik ketika banyak pembeli (permintaan) daripada penjual (penawaran). Sebaliknya, harga akan jatuh ketika ada lebih banyak penjual daripada pembeli. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laman resmi websitenya sendiri juga menyebutkan bahwa adanya permintaan dan penawaran memang menjadi alasan terbentuknya harga saham. Tentunya banyak faktor lain lagi yang memengaruhi keduanya, salah satunya adalah kinerja perusahaan dan industri yang digeluti perusahaan tersebut. Sementara itu, ada juga faktor makro yang memengaruhi penawaran dan permintaan, yaitu tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor nonekonomi, misalnya kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Jadi semakin jelas jika dianalogikan ketika penjual dan pembeli bertemu dalam sistem kemudian keduanya akan membentuk papan harga. Setelah terbentuk, transaksi jual beli saham akan terjadi, dan muncullah keuntungan yang bisa diperoleh dari saham, yaitu capital gain. Keuntungan yang Diperoleh dari Terbentuknya Harga Saham Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Investor dapat membeli dan segera menjual saham, kemudian keuntungannya didapatkan dari selisih antara harga beli dan harga jual. Namun, perlu kamu ketahui saham juga memiliki risiko seperti capital loss dan risiko likuiditas. BEI menjelaskan, capital loss bisa terjadi ketika investor menjual saham perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga beli. Risiko likuidasi yang dapat terjadi jika perusahaan yang kamu beli sahamnya dinyatakan bangkrut atau dibubarkan oleh pengadilan. Namun, selama masih ada sisa dari hasil penjualan perusahaan tersebut, maka dapat dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional. Perlu kamu ketahui juga, bahwa ada bentuk keuntungan lain dari saham yang juga bisa didapatkan oleh investor, yaitu dividen atau pembagian keuntungan bisnis perusahaan. Nantinya, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu panjang, yang akan diberikan langsung oleh perusahaan saat pembagian keuntungan bersama pemegang saham lainnya. Faktor Apa yang Memengaruhi Harga Saham? Berikut ini beberapa faktor ekonomi dan nonekonomi yang memengaruhi penawaran dan permintaan saham. Berita dan kinerja perusahaan Faktor nonekonomi yang pertama dapat dilihat dari kondisi spesifik perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti: Isu tentang pendapatan dan laba, dan perkiraan penghasilan di masa mendatang Pengumuman dividen Pengenalan produk baru atau penarikan kembali produk PHK karyawan Pengambilalihan atau merger yang diantisipasi Perubahan manajemen Kesalahan atau skandal akuntansi Kinerja industri Sering kali, harga saham perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama akan bergerak beriringan satu sama lain. Ini karena kondisi pasar pada umumnya memengaruhi perusahaan dalam satu industri dengan cara yang sama juga. Namun terkadang bisa juga terjadi, harga saham suatu perusahaan diuntungkan oleh berita buruk yang terjadi pada pesaingnya. Sentimen investor Sentimen atau kepercayaan investor dapat menyebabkan pasar naik atau turun, yang dapat menyebabkan harga saham juga naik atau turun. Arah umum yang diambil pasar saham dapat memengaruhi nilai saham: Bull Market – pasar saham yang kuat ketika harga naik dan kepercayaan investor tumbuh. Ini sering dikaitkan dengan pemulihan ekonomi atau ledakan ekonomi, serta optimisme investor. Bear Market – pasar yang lemah ketika saham harga jatuh dan kepercayaan investor memudar. Ini sering terjadi ketika ekonomi dalam resesi dan pengangguran tinggi, yang diiringi dengan kenaikan harga. Faktor-faktor ekonomi Suku bunga Bank dapat menaikkan atau menurunkan suku bunga untuk menstabilkan atau merangsang perekonomian. Hal ini dikenal sebagai kebijakan moneter. Ini juga bisa memengaruhi harga saham loh. Jika sebuah perusahaan meminjam uang untuk memperluas dan meningkatkan bisnisnya, tingkat bunga yang lebih tinggi akan memengaruhi biaya utangnya. Pastinya, hal ini lantas dapat mengurangi keuntungan perusahaan dan dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Akibatnya, harga saham pun bisa terkoreksi. Saat suku bunga tinggi, investasi yang membayar bunga cenderung lebih menarik bagi investor daripada saham. Pandangan ekonomi Jika ekonomi diprediksi akan bertumbuh, harga saham pun bisa naik. Investor mungkin membeli lebih banyak saham, lantaran mereka akan melihat keuntungan di masa depan dan harga saham yang lebih tinggi. Namun, jika prospek ekonomi tidak pasti, investor dapat mengurangi pembelian atau mulai menjual. Inflasi Inflasi berarti harga konsumen yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini sering memperlambat penjualan dan mengurangi keuntungan. Harga yang lebih tinggi juga akan sering menyebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Misalnya, bank dapat menaikkan suku bunga untuk memperlambat inflasi. Perubahan tersebut akan cenderung menurunkan harga saham. Deflasi Penurunan harga cenderung berarti keuntungan yang lebih rendah bagi perusahaan dan penurunan kegiatan ekonomi. Harga saham mungkin turun, dan investor mungkin mulai menjual saham mereka dan beralih ke investasi pendapatan tetap seperti obligasi. Suku bunga dapat diturunkan untuk mendorong orang meminjam lebih banyak. Tujuannya adalah peningkatan belanja dan kegiatan ekonomi. Guncangan ekonomi dan politik Perubahan di seluruh dunia dapat memengaruhi ekonomi dan harga saham. Misalnya, kenaikan biaya energi dapat menyebabkan penjualan yang lebih rendah, laba yang lebih rendah, dan harga saham yang lebih rendah. Tindakan terorisme juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan harga saham. Pandemi juga.