Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Awas Perang Dunia 3 di ‘Bibir’ RI, 70 Kapal Militer China Wara-wiri di Asia – Pasifik

Ketegangan di kawasan Asia-Pasifik meningkat drastis setelah China mengerahkan dua kelompok kapal induk dan puluhan kapal militer di sekitar Taiwan sepanjang Mei 2025. Dalam periode 1–27 Mei, sebanyak 70 kapal China dipantau beroperasi mulai dari Laut Kuning hingga Laut China Selatan (LCS).

Seorang pejabat keamanan yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa Beijing telah meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan secara signifikan. “Rata-rata, terdapat antara 50 hingga 70 kapal militer dan pemerintah, serta ratusan pesawat yang terus-menerus melakukan operasi intimidatif,” ujarnya.

Puluhan kapal China juga terdeteksi melewati Selat Miyako menuju Samudra Pasifik Barat dalam rangka latihan militer udara-laut gabungan jarak jauh. Selain itu, 30 kapal tanpa identitas terpantau berada dekat Kepulauan Penghu di Selat Taiwan pada 19 Mei. Sebanyak 75 pesawat militer China juga tercatat terlibat dalam patroli kesiapsiagaan tempur.

Pejabat Taiwan menyebutkan bahwa aktivitas militer China kali ini jauh lebih provokatif dibanding sebelumnya, bersamaan dengan pidato Presiden Taiwan Lai Ching-te pada 20 Mei yang menandai satu tahun masa jabatannya.

Ketegangan pun meluas hingga melibatkan Jepang. Insiden saling tuduh pelanggaran wilayah udara antara Tokyo dan Beijing di sekitar wilayah sengketa memperkeruh situasi.

Dalam forum keamanan Dialog Shangri-La di Singapura, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menuduh China tengah mempersiapkan penggunaan kekuatan militer untuk mengubah keseimbangan kekuatan di Asia. China tidak mengirimkan Menteri Pertahanannya, Dong Jun, ke forum tersebut, sembari memperingatkan AS agar “tidak bermain api.”

Sementara itu, Profesor Krista Wiegand dari University of Tennessee dalam wawancara akhir 2024 lalu memperingatkan bahwa potensi Perang Dunia III dapat bermula dari kawasan Laut China Selatan, yang berada dekat dengan wilayah Indonesia. Ia menyebut LCS sebagai “bom waktu” akibat klaim sepihak China yang bersengketa dengan sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia di wilayah Natuna Utara.

Exit mobile version