Produk investasi punya karakteristik dasar yaitu investor tidak perlu bekerja dan cukup menanamkan modalnya saja, punya prinsip makin tinggi risiko, makin besar imbal baliknya. Tabungan punya karakteristik, imbal balik kecil, orang yang menabung cukup menyimpan uangnya saja sambil menunggu bunga hasil tabungan tersebut. Di luar konsep tersebut, masuk kategori bisnis. Jadi jangan tergiur investasi sementara Anda masih di suruh bekerja, misalnya mencari pelanggan, downline atau yang lainnya.
Setelah memahami perbedaan mendasar tersebut, Anda juga harus pintar memilih produk tabungan yang sesuai dengan tujuan keuangan. Jika salah pilih, hasilnya tidak akan maksimal. Berikut ini panduannya untuk Anda:
1. Produk Deposito, Relatif Aman dan Punya Imbal Balik yang Cukup Menarik
Deposito merupakan produk perbankan yang paling populer setelah tabungan. Demi kemudahan nasabah, saat ini produk ini bisa didapatkan baik offline maupun online. Karakteristiknya adalah aman dan punya imbal balik yang lumayan. Lumayan di sini artinya kurang lebih setara dengan laju inflasi, sekitar 6 % per tahun. Di atas tabungan, namun lebih fleksibel produk tabungan dari sisi kemudahan tarik dan setornya.
Lengkapnya berikut ini kelebihan dan kekurangan produk deposito tersebut:
- Prosesnya mudah, baik buka rekening maupun penarikkan, bahkan saat ini melayani offline maupun online
- Dana nasabah dijamin jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai ketentuan yang berlaku dari sisi nominal bunga maupun jumlah simpanan sehingga bisa dijadikan alternatif dana cadangan saat kondisi darurat
- Banyak pilihan jangka waktu, bahkan bisa sampai 24 bulan.
- Imbal hasil relatif menarik, bisa di transfer terpisah dari pokok deposito bulanan
Di luar itu produk deposito juga punya kelemahan sebagai berikut:
- Jika acuannya adalah inflasi, maka bunga deposito relatif kecil yaitu maksimal 6,25% agar bisa dijamin oleh LPS
- Biasanya bank hanya menerima pembukaan deposito dengan jumlah minimal nominal tertentu, misalnya saja Rp5 juta dan ada penalti jika nasabah butuh dana darurat sehingga mencairkan dananya di luar jangka waktu yang diambil.
- Deposito baru punya imbal balik menarik untuk nominal diatas Rp100 juta, salah satunya sebabnya adalah adanya faktor pajak yang relatif besar, sampai dengan 20%
Seiring dengan perkembangan teknologi, produk deposito kini juga bisa didapatkan secara online. Secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan dengan deposito konvensional, hanya sistem transaksinya saja melalui e-channel bank dan adanya pembatasan maksimal nominal deposito online.
2. Investasi di P2P Lending, Model Terkini Investasi Berbasis Teknologi
P2pLending (peer-to-peer lending) merupakan model investasi terkini seiring dengan perkembangan teknologi. Secara prinsip pengelola platform P2P ini menawarkan paket investasi dalam bentuk permodalan usaha kepada pemilik usaha yang dibantu dalam platform teknologi online, seperti amartha.com, modalku.com dan sebagainya.
Berikut ini keuntungan dan kelemahannya:
- Imbal balik sangat menarik, berkisar di angka 15 %, namun risikonya juga besar karena analisa kredit dilakukan oleh pemilik platform, belum lagi adanya risiko manipulasi data dan sebagainya.
- Proses mudah, semua bisa dilakukan secara online dengan nominal dana investasi terjangkau yaitu minimal Rp1 juta.
- Dibalik proses yang mudah, ada risiko lain yaitu pengelola platform yang pailit atau peminjam/debitur yang bangkrut dan dana investor bisa hilang karena investasi ini belum dijamin oleh LPS.
Investor tidak perlu ragu, karena secara legalitas sebenarnya aman karena banyak P2P lending yang sudah terdaftar dan di awasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
3. Reksa Dana, Kumpulan Investor Kecil dalam bentuk Investasi Pasar Modal
Bagi pemula, reksa dana merupakan jenis investasi di pasar modal yang paling cocok. Tidak butuh pengetahuan yang rumit, karena dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi profesional sehingga relatif aman dan menguntungkan. Berikut ini kelebihan dan kekurangannya:
- Jika kondisi pasar modal sedang bagus (biasanya ditandai dengan IHSG positif), investasi di reksa dana cukup menarik, imbal hasil bisa di atas 20% per tahun, namun jika sedang memburuk, bisa hanya 1,16 % per tahun.
- Nominal investasi bisa mulai dari Rp100.000 dan banyak pilihan jenis reksadana sesuai dengan profil risiko investor. Mulai dari risiko yang rendah sampai yang tinggi.
- Proses investasi sedikit lebih rumit, dan dana Anda tidak di jamin oleh LPS.
Jika di buat ilustrasi, reksa dana bisa jadi media belajar investasi di pasar modal sebelum masuk ke investasi saham secara langsung.
4. Investasi Emas, Walau Terkesan Klasik, Namun Masih Banyak Peminatnya
Emas sudah menjadi media investasi sejak dahulu kala dan tidak lekang digerus jaman sampai saat ini. Konsepnya sederhana, membeli sekarang dan menjualnya nanti saat harga naik. Untuk hasil maksimal sebaiknya dalam bentuk emas batangan, jangan perhiasan. Emas masih banyak peminatnya karena memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan berikut ini :
- Harga relatif stabil dan cenderung naik dalam jangka panjang.
- Punya likuiditas tinggi, artinya mudah dijual atau digadaikan dalam kondisi darurat butuh uang mendesak sehingga bisa dijadikan alternatif dana cadangan.
- Disisi lain, membeli emas untuk investasi butuh modal yang cukup besar, misalnya saja untuk membeli 1 gram emas sekarang harganya sudah di atas Rp500.000, sedangkan investasi emas baru akan terasa hasilnya jika membeli dalam jumlah yang cukup besar, misalnya 10 gram.
- Butuh tempat penyimpanan yang aman karena emas termasuk aset investasi yang rawan hilang akibat lupa menyimpan atau dicuri orang.
- Ada risiko harga fluktuatif, karena efek nilai tukar rupiah terhadap Dollar. Hal ini cukup merugikan manakala Anda butuh uang mendesak di saat harga emas sedang turun akibat Rupiah juga turun.