
Alibaba kembali menunjukkan kebangkitan setelah ditinggal Jack Ma. Pada kuartal-II 2025, pendapatan raksasa e-commerce China ini mencapai 247,8 miliar yuan (Rp582 triliun), melampaui estimasi analis 242,65 miliar yuan. Laba per saham yang disesuaikan tercatat 4,36 yuan, sedikit di bawah perkiraan 5,49 yuan.
Kesuksesan ini didorong oleh investasi Alibaba di pengiriman instan 1-jam, meski perang harga dengan JD.com dan Meituan menekan margin industri. Alibaba tetap kuat berkat bisnis yang terdiversifikasi dan dana cadangan besar.
Selain ritel instan, Alibaba juga fokus pada AI dan cloud, dengan rencana investasi 380 miliar yuan selama 3 tahun ke depan, menegaskan ambisinya sebagai pemimpin teknologi di China.







