Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik berupa guguran lava pada periode pengamatan 24 jam, Jumat, 5 November 2025.
Guguran lava tercatat meluncur sejauh 800 meter hingga 1 kilometer ke arah Besuk Kobokan.
“Guguran lava teramati sebanyak lima kali dengan jarak luncur kurang lebih 800 hingga 1.000 meter ke arah Curah Kobokan,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Sabtu (6/12/2025).
Selain guguran lava, secara visual juga teramati 27 kali letusan dengan tinggi kolom asap mencapai 500–1.000 meter berwarna putih tebal hingga kelabu condong ke arah timur laut dan utara.
Pada periode kegempaan yang sama, Semeru tercatat mengalami 123 kali gempa letusan dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 50–170 detik. Aktivitas lain meliputi 18 kali gempa guguran, 19 kali embusan, tujuh tremor harmonik, serta satu gempa tektonik jauh.
Mukdas juga melaporkan rekaman getaran banjir atau lahar hujan yang muncul satu kali dengan amplitudo 35 mm dan durasi 6.360 detik atau hampir dua jam.
Sementara pada Sabtu pukul 00.00–06.00 WIB, aktivitas mencatat 33 kali gempa letusan, sembilan guguran, empat embusan, empat harmonik, dan tiga gempa tektonik jauh.
Status Tetap Siaga Level III
Seiring peningkatan aktivitas, status Semeru masih berada pada Level III (Siaga). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan.
“Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak,” tegas Mukdas.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai guna mengantisipasi potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 17 km dari puncak. Warga juga dilarang berada dalam radius 5 km dari kawah karena risiko lontaran batu pijar.
PVMBG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap awan panas guguran (APG), lahar, dan material guguran terutama di aliran sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan anak sungai lainnya.










