AI Jadi Senjata Baru Penipuan M-Banking, Waspadai Modusnya

Diposting pada

Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi alat baru bagi para pelaku kejahatan siber, terutama dalam penipuan m-banking dan layanan fintech. Tahun 2025 diprediksi menjadi era di mana penipuan berbasis AI meningkat drastis dan sulit dideteksi.

Menurut laporan Forbes, para penjahat siber menggunakan teknologi AI tidak hanya untuk tujuan produktif, tapi juga untuk memudahkan berbagai modus penipuan, seperti deepfake, kloning suara, dan phishing berbasis AI.

Empat modus penipuan AI yang wajib diwaspadai masyarakat dan korporasi antara lain:

  1. Deepfake dan AI di Serangan Email Bisnis (BEC)
    Penipuan Business Email Compromise (BEC) kini menggunakan video dan audio palsu yang dibuat dengan AI. Contohnya, kasus di Hong Kong di mana pelaku menyamar sebagai bos perusahaan lewat panggilan Zoom palsu, berhasil mengelabui pegawai untuk mentransfer dana hampir Rp480 miliar. Lebih dari 40% email BEC sekarang dibuat sepenuhnya oleh AI.
  2. Chatbot Penipu Asmara
    Penipuan asmara menggunakan chatbot AI yang mampu berkomunikasi secara natural tanpa aksen, sehingga korban sulit membedakan apakah lawan bicara adalah manusia atau bot. Kasus ini sudah tersebar di media sosial dan bahkan terungkap lewat pengakuan pelaku dari Nigeria.
  3. “Pig Butchering” Pakai AI Massal
    Modus penipuan investasi dengan kedok asmara atau bisnis yang dikenal sebagai “pig butchering” kini menggunakan AI untuk mengirim pesan massal secara otomatis dan memancing korban. Penipu juga memanfaatkan deepfake video dan kloning suara agar terlihat lebih meyakinkan.
  4. Pemerasan Deepfake Menarget Eksekutif dan Pejabat
    Kasus pemerasan menggunakan video deepfake terus meningkat, menyasar pejabat dan eksekutif. Di Singapura, pelaku mengirim email berisi ancaman dengan video palsu yang menggunakan wajah pejabat, menuntut pembayaran dalam bentuk kripto hingga puluhan ribu dolar. Deepfake ini dibuat dari foto dan video publik yang diolah dengan teknologi AI.

Dengan kemudahan akses perangkat lunak deepfake, ancaman penipuan berbasis AI diperkirakan akan semakin meluas dan merugikan berbagai kalangan.