Insiden kebakaran terjadi di Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto No 17, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa 9 Desember 2025.
Peristiwa kebakaran Terra Drone itu terjadi pukul 12.43 WIB, Selasa 9 Desember 2025. Video yang merekam belasan karyawan berdiri di lantai paling atas menyelamatkankan diri dari kebakaran viral di media sosial.
Dari belasan karyawan itu, beberapa di antaranya ada yang bergelantungan. Mereka berteriak-teriak meminta pertolongan. Asap hitam pekat menggulung ke atas, menyelimuti lantai-lantai di bawah mereka. Api terus membesar.
Dalam situasi genting itu, petugas pemadam kebakaran bergerak cepat. Tangga tinggi dibentangkan, satu per satu karyawan berhasil diturunkan dengan selamat.
Polisi buka suara terkait video tersebut. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra memastikan, seluruh pekerja yang terekam dalam video tersebut berhasil diselamatkan.
“Jadi untuk yang dalam video yang cukup viral itu, ada karyawan-karyawannya yang selamat sampai dengan lantai paling atas, itu sudah diselamatkan oleh tim Damkar,” jelas Roby kepada wartawan, Selasa 9 Desember 2025.
Kemudian, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Chondro mengatakan, kebakaran diduga berasal dari baterai yang terbakar di gudang lantai 1. Saat kebakaran terjadi, banyak karyawan berada di gedung dan Sebagian lainnya makan siang di luar.
“Ada baterai di lantai 1 yang terbakar dan sempat dipadamkan oleh karwayan, ternyata baterai yang terbakar menyebar karena lantai 1 adalah gudangnya. Karyawan sedang makan berada di luar dan sebaguan lagi istirahat di 2 3 dan 6. Api semakin membesar asap naik ke lantai 6,” ucap Susatyo.
Sementara itu, kebakaran menewaskan 22 orang. Rinciannya, 15 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Sebanyak 22 orang sudah dibawa ke RS Polri. Selain korban meninggal dunia, ada beberapa yang terluka kena pecahan kaca dan sebagainya.
Berikut sederet fakta terkait kebakaran Gedung Terra Drone di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus) dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Kebakaran, 19 Karyawan Terjebak dan Bergelantungan di Atas Gedung Terra Drone yang Terbakar
Video yang merekam kebakaran di Gedung Terra Drone, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, viral di media sosial. Dalam video itu, terlihat belasan karyawan berdiri di lantai paling atas.
Dari belasan karyawan itu, beberapa di antaranya ada yang bergelantungan. Mereka berteriak-teriak meminta pertolongan. Sementara itu, asap hitam pekat menggulung ke atas, menyelimuti lantai-lantai di bawah mereka. Api terus membesar.
Dalam situasi genting itu, petugas pemadam kebakaran bergerak cepat. Tangga tinggi dibentangkan, satu per satu karyawan berhasil diturunkan dengan selamat.
Polisi buka suara terkait video tersebut. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra memastikan, seluruh pekerja yang terekam dalam video tersebut berhasil diselamatkan.
“Jadi untuk yang dalam video yang cukup viral itu, ada karyawan-karyawannya yang selamat sampai dengan lantai paling atas, itu sudah diselamatkan oleh tim Damkar,” ujar Roby kepada wartawan, Selasa 9 Desember 2025.
Dia menyebut, total ada 19 karyawan yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Mereka terjebak di lantai paling atas ketika api mengepung bagian tengah bangunan.
“Itu ada berjumlah sekitar 19 orang, selamat semua yang sampai ke atas,” terang Roby.
2. Kronologi Kebakaran
Polisi mengungkapkan kronologi kebakaran Gedung Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto No.17, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 9 Desember 2025. Kebakaran terjadi pada jam makan siang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Chondro mengatakan, kebakaran diduga berasal dari baterai yang terbakar di gudang lantai 1. Saat kebakaran terjadi, banyak karyawan berada di gedung dan Sebagian lainnya makan siang di luar.
“Ada baterai di lantai 1 yang terbakar dan sempat dipadamkan oleh karwayan, ternyata baterai yang terbakar menyebar karena lantai 1 adalah gudangnya. Karyawan sedang makan berada di luar dan sebaguan lagj istirahta di 2 3 dan 6. Api semakin membesar asap naik ke lantai 6,” ujar Susatyo.
Api dengan cepat menyebar ke lantai 2, 3 sampai 6. Asap pekat naik memenuhi tiap lantai di Gedung Terra Drone.
“Api semakin membesar, asap naik ke lantai 6,” ujar Susatyo.
Api pertama kali muncul pukul 12.43 WIB, Selasa 9 Desember 2025. Saat kejadian, aktivitas kantor sedang istirahat makan siang.
Lurah Cempaka Baru, Jakarta Pusat, Rahmat H, mengatakan dugaan sementara kebakaran terjadi karena korsleting listrik.
“Saat kejadian, posisi sedang jam istirahat,” katanya. Demikian dikutip dari Antara.
Informasi dia terima, mulanya kebakaran terjadi di lantai satu, lalu merambat hingga ke atas. Dalam kepanikan, pegawai selamatkan diri dengan berlari ke lantai atas. Nahas, mereka terjebak di sana.
Sementara itu, salah satu petugas keamanan di lokasi, Rian menyatakan bahwa informasi yang didapat ada 21 orang terjebak dan 15 berhasil dievakuasi.
Saat ini petugas masih melakukan evakuasi terhadap korban kebakaran tersebut. Kondisi terakhir, korban meninggal dunia sudah dibawa ke RS Polri, sementara korban lainnya dibawa ke RSCM. Sementara kondisi di lokasi sudah pendinginan.
3. Korban Meninggal 22 Orang, Mayortas Mati Lemas
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, korban meninggal akibat kebakaran di gedung perkantoran Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto Nomor 17, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa 9 Desember 2025, langsung dilarikan ke rumah sakit.
Diketahui, hingga pukul 15.30 WIB, disebutkan 17 orang meninggal dunia akibat kebakaran di Gedung Terra Drone tersebut.
“Semua korban dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diindentifikasi,” kata dia di lokasi.
Susatyo menambahkan, korban yang ditemukan tidak menunjukkan tanda-tanda luka bakar.
“Secara umum, tadi korban-korban yang kami lihat adalah korban yang sepertinya tidak dalam kondisi luka bakar, tapi lemas. Ini yang masih kami akan sampaikan perkembangannya,” ungkap dia.
Susatyo mengungkapkan bahwa asap di lantai 3 sampai 5 memang terlihat sangat pekat. Menurut dia, rincian korban meninggal dunia, 15 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.
“Saat ini dari damkar sedang merapikan alat-alat dan nanti setelah semua rapi maka petugas kepolisian akan mulai melakukan olah TKP awal, bersama Labfor juga sudah hadir untuk mencari sebab dari kejadian kebakaran ini,” kata dia.
Sebanyak 22 orang sudah dibawa ke RS Polri. Selain korban meninggal dunia, ada beberapa yang terluka kena pecahan kaca dan sebagainya.
“Kita doakan semua bisa sehat dan keluarga yang ditinggalkan juga diberikan kekuatan,” ucap Susatyo.
Polisi juga membuka posko di RS Polri untuk memudahkan para keluarga korban dalam proses identifikasi.
“Polres Jakarta Pusat, Polda Metro Jaya juga akan membuat posko di lokasi ini, tentunya bagi keluarga-keluarga korban lainnya yang karyawan dari Terra Drone ini yang mungkin belum kembali maupun belum memberikan kabar kepada pihak keluarganya,” ujarnya.
Sementara itu, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menyampaikan bahwa total terdapat 76 korban dalam insiden ini. Dari jumlah tersebut, 54 orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, sementara 22 lainnya meninggal dunia yang terdiri dari 15 perempuan dan 7 laki-laki.
Berikut daftar nama korban meninggal dalam kebakaran gedung kantor tersebut berdasarkan data BPBD DKI Jakarta:
Laki-laki (7 orang)
1. Aril
2. Apri
3. Yoga
4. Cendy
5. Reyhan
6. Mirza
7. Saiful
Perempuan (15 orang)
1. Ninda
2. Pariyem
3. Novia
4. Nisa
5. Jazel
6. Risda
7. Asyifa
8. Della
9. Siti
10. Amelia
Susatyo juga mengungkapkan alasan banyaknya korban kebakaran.
“Keterangan dari para Damkar memang tangga tadi sempit ya untuk bisa naik ke lantai rooftop. rata-rata tadi yang selamat adalah yang menggunakan evakuasi dari lantai rooftop,” kata dia di lokasi.
Susatyo pun mengungkapkan, para karyawan naik ke atas rooftop, kemudian baru nyebrang ke gedung sebelah.
“Itu yang bisa diselamatkan. Sebagian mungkin sudah lemas tidak punya tenaga untuk bisa lari ke atas,” ungkap dia.
Senada, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Bayu Meghantara juga menyebut, jalur evakuasi terbatas, dan hanya yang menuju ke rooftop.
“Karena jalur akses yang ke atas ya, jalur akses atas ini kan juga butuh energi, mungkin kalutan dan sebagainya, mungkin,” kata dia.
4. Sebanyak 19 Selamat
Kebakaran Terra Drone yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat, menewaskan 22 orang. Sebanyak 19 orang karyawan berhasil diselamatkan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Bayu Meghantara. Penyelamatan korban sempat dilakukan dengan cara dramatis menggunakan tangga milik Damkar.
“Ya, pintu darurat kami ada di atas sebenarnya. Alhamdulillah kami selamatkan 19 jiwa. Tadi mungkin teman-teman juga melihat 19 jiwa berhasil kami selamatkan,” ucap Bayu di lokasi.
Dia menuturkan, korban yang berhasil diselamatkan mengalami luka ringan. Tak hanya itu, ada petugas damkar yang juga mengalami luka ringan.
“Ada luka sedikit aja yang kami evakuasi. Anggota kami satu orang yang hanya luka sedikit.Ya, karena upaya-upaya untuk penyelamatan sih sebenarnya. Ada yang kepalanya agak lecet sedikit dan sebagainya,” terang Bayu.
Bayu juga mengungkap penyebab banyak korban jiwa kebakaran Terra Drone. Salah satunya karena kondisi akses evakuasi ke lantai atas dan faktor kepanikan.
“Karena jalur akses yang ke atas ya. Jalur akses ke atas ini kan juga butuh energi ya. Mungkin kalutan dan sebagainya mungkin,” kata Bayu.
Menurut Bayu, korban banyak ditemukan di lantai tiga dan empat. Padahal dua lantai ini tidak terbakar.
“Lantai tiga dan empat. Betul (bukan area terbakar),” jelas dia.
5. Penyebab Kebakaran Terra Drone Masih Misteri, Tim Forensik Terkendala Pendinginan Gedung
Tim Puslabfor Bareskrim Polri belum bisa memastikan penyebab pasti kebakaran di Gedung Terra Drone, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Insiden ini membuat 22 orang dilaporkan meninggal dunia.
Pemeriksaan forensik yang dilakukan sejak sore masih terkendala kondisi gedung yang baru selesai pendinginan.
Kabid Fiskomfor Puslabfor Bareskrim Polri, Kombes Romylus Tamtelahitu mengatakan, dua tim forensik yakni laka bakar dan kimia-biologi diterjunkan ke lokasi atas permintaan Polres Jakarta Pusat. Pemeriksaan berlangsung sejak sore hingga sekitar pukul 19.30 WIB.
Tim laka bakar berusaha mencari titik awal api dan menguji dugaan sumber percikan. Namun karena kondisi di dalam bangunan membuat penyisiran belum tuntas.
“Untuk sementara kami masih melakukan pendalaman. Sebagaimana teman-teman ketahui tadi, proses pendinginan tadi dilakukan sudah menjelang malam hari, sehingga ini tentu saja menjadi salah satu obstacle ataupun kendala,” kata dia dalam keterangannya.
Saksi kunci yang berada di lokasi saat kejadian juga belum bisa dimintai keterangan lengkap karena psikologisnya masih terguncang.
“Mari kita doakan agar saksi bisa pulih, dan setelah nanti dapat memberikan informasi dan juga keterangan kepada kami dan juga penyidik, kami akan lakukan kembali pendalaman,” ucap dia.
Sementara itu, tim kimia-biologi memastikan seluruh korban ditemukan dalam kondisi utuh sehingga identifikasi tidak memerlukan tes DNA. Seluruh jenazah bisa dikenali melalui ciri fisik dan identitas yang melekat.
“Oleh karena itu, untuk kegiatan pemeriksaan secara forensik oleh Tim Kimbiofor yang seyogyanya melakukan pemeriksaan terhadap korban dan juga pemeriksaan DNA tidak perlu dilakukan karena kondisi korban dalam keadaan utuh dan masih bisa dikenali,” ujar dia.
Dugaan awal mengenai ledakan baterai di lantai satu masih didalami. Tim belum berani menyimpulkan karena barang bukti masih dikumpulkan dari area yang diduga menjadi lokasi api pertama.
“(Terkait baterai) Untuk sementara memang kami masih mengumpulkan barang bukti. Dugaan awal memang berada di lantai 1. Namun nanti kita masih tetap terus dalami, teman-teman. Nanti setelah sudah selesai, kita akan menyampaikan hasilnya lengkap dengan didampingi oleh Penyidik,” tandas dia.
6. Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar
BPBD DKI Jakarta mencatat, kebakaran yang melanda Gedung Perkantoran Terra Drone di Jalan Jenderal Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa 9 Desember 2025 pukul 12.43 WIB menyebabkan kerugian materil hingga Rp 2 miliar.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohammad Yohan, per pukul 19.10 WIB.
“Estimasi kerugian, Rp. 2.000.000.000,” kata Yohan.
Yohan menambahkan, berdasarkan informasi diterima, kronologis awal kejadian pada pukul 12:43 WIB. Tim Damkar kemudian langsung melakukan proses pendinginan pada pukul 14:10 WIB dan pemadaman selesai pada pukul 14:55 WIB. Sementara itu, proses evakuasi korban selesai pada pukul 17:30 WIB.
“Selesai ditangani oleh 29 Unit Disgulkarmat, P2B BPBD PMI, AGD Dinkes, Dishub, Satpol PP, PLN, Personil PSKB/Tagana Dinsos, Personil Polsek dan Personil Koramil,” ucap Yohan.
Yohan merinci, total korban berjumlah 76 jiwa rinciannya, 54 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Sementara, 22 Korban meninggal dunia yang terdiri dari 15 Perempuan dan 7 Laki-laki.
“Saat ini korban meninggal dibawa Ke RS POLRI Kramat Jati,” dia menandasi.
7. Delapan Orang Diperiksa, Identitas Pemimpin Perusahaan Dikantongi
Penyebab kebakaran Terra Drone yang berlokasi di Cempaka Putih, Kemayoran, Jakarta Pusat terus didalami. Ada delapan saksi yang sudah dimintai keterangan.
Data itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra. Dia mengatakan, delapan orang terdiri dari manajemen perusahaan dan warga sekitar yang ada di lokasi kejadian.
“Jumlah saksi delapan yang sudah diperiksa, masih manajemen sama lingkungan sekitar,” kata Roby dalam keterangannya, Rabu (9/12/2025).
Polisi juga bakal menjadwalkan pemanggilan terhadap pimpinan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan drone. Identitas pemimpin perusahaan sudah dikantongi, namun posisinya masih ditelusuri.
“Kalau pemimpin perusahaannya namanya ada, sudah kita ketahui, sudah kita mau periksa. Posisinya di mana kita mau pastikan dulu,” ujar dia.
Sementara status pemilik perusahaan, termasuk soal kewarganegaraannya belum dapat dipastikan apakah WNI atau WNA. Polisi hanya membenarkan perusahaan yang menaungi operasional gedung memang perusahaan asal Jepang, namun pimpinan yang akan diperiksa bukan warga negara Jepang.
“Perusahaannya perusahaan jepang. Kalau pemimpin perusahaan yang di situ bukan (orang jepang),” ujarnya.










