6 Fakta Demo Ojol 20 Mei 2025 yang Perlu Diketahui

Diposting pada

Liputan6.com, Jakarta Aksi unjuk rasa yang dilakukan para pengemudi ojek online (ojol) pada Selasa, 20 Mei 2025, di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, berlangsung tertib. Di sisi lain, demo ojol ini ternyata juga jauh dari ekspektasi jumlah massa yang sebelumnya diklaim mencapai ratusan ribu orang.

Berdasarkan pantauan di lapangan, jumlah peserta hanya mencapai ratusan orang, menunjukkan bahwa sebagian besar mitra pengemudi memilih tetap beroperasi dan tidak ikut dalam aksi.

Berikut ini sejumlah fakta terkait demo ojek online 20 Mei 2025, dirangkum dari beberapa artikel Liputan6.com.

  1. Massa Hanya Ratusan Orang
    Meski serikat pengemudi sempat mengklaim akan mengerahkan ratusan ribu peserta aksi dan melakukan aksi offbid massal di berbagai titik strategis, kenyataannya hanya ratusan ojol yang terlihat hadir di lokasi aksi. Aksi berlangsung di sekitar Patung Kuda dan Jalan Medan Merdeka Selatan.
  2. Aksi Berlangsung Tertib
    Demo ini berjalan damai tanpa insiden. Massa sempat menutup dua arah Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Balaikota dan Patung Kuda, namun tidak menimbulkan kemacetan parah. Aksi dibubarkan secara tertib sekitar pukul 17.45 WIB setelah para perwakilan pengemudi ojol selesai melakukan audiensi dengan pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di Kantor Kemenko Polhukam.
  3. Layanan Ojol Tetap Berjalan Normal
    Meski ada demo, aktivitas layanan ojol tetap berjalan seperti biasa. Banyak mitra pengemudi yang memilih tetap “onbid” atau aktif menerima pesanan. Hal ini terlihat di berbagai titik, termasuk Stasiun Tebet, di mana para ojol tetap ramai melayani penumpang. Bahkan, pemesanan layanan ke Kuningan City pun bisa diterima dalam hitungan menit.
  4. Tidak Semua Komunitas Ojol Ikut Aksi
    Salah satu alasan minimnya peserta aksi adalah tidak ikut sertanya sejumlah komunitas ojol besar, seperti Koalisi Ojol Nasional (KON). Ketua Presidium KON, Andi Kristianto, menyatakan pihaknya menolak ikut aksi karena menilai demonstrasi tersebut sarat kepentingan politik dan bisnis dari pihak luar yang mencoba memanfaatkan isu driver ojol.
  5. Isu Politisasi Aksi
    KON menegaskan bahwa perjuangan pengemudi ojol seharusnya fokus pada kesejahteraan dan solusi konkret, bukan menjadi panggung politik. “Semakin banyak pihak luar yang mencoba mendompleng isu driver ojol untuk kepentingan politik dan bisnis terselubung, tanpa memahami kondisi nyata di lapangan,” ujar Andi.
  6. Tidak Ada Lonjakan Harga atau Gangguan Transportasi
    Kondisi lalu lintas di Jakarta tetap lancar. Tidak terjadi lonjakan tarif layanan maupun gangguan besar pada transportasi umum maupun pribadi, yang sebelumnya dikhawatirkan jika aksi dilakukan secara besar-besaran.

Aksi ini mencerminkan bahwa suara pengemudi ojol tidak tunggal, serta menunjukkan pergeseran pola protes yang lebih selektif dan strategis. Meski aspirasi tetap disuarakan, mayoritas mitra memilih jalur dialog dan produktivitas.