Kursk, wilayah perbatasan Rusia yang sejak Agustus lalu dikuasai Ukraina, kini menjadi fokus serangan gabungan pasukan Rusia dan Korea Utara. Sebanyak 50.000 tentara dari kedua negara tersebut telah bergerak dan siap melancarkan serangan untuk merebut kembali wilayah ini.
Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina mengungkapkan bahwa Rusia telah mengerahkan pasukannya tanpa menarik mundur pasukan dari wilayah timur Ukraina, sehingga memungkinkan Moskow melakukan serangan di berbagai lini sekaligus. Rusia sendiri sudah berhasil merebut kembali sebagian posisi yang sebelumnya dikuasai Ukraina di Kursk.
Menurut laporan The Japan Times (11/11/2024), Rusia telah melakukan serangan rudal dan tembakan artileri ke posisi Ukraina, meski belum melancarkan serangan besar. Para pejabat Ukraina memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, tentara Korea Utara akan ikut serta dalam operasi militer tersebut.
Serangan ini terjadi di tengah tekad Presiden terpilih AS Donald Trump untuk segera mengakhiri perang Rusia-Ukraina, meski belum ada rincian tentang strategi penyelesaiannya. Sementara itu, Wakil Presiden terpilih AS JD Vance mengusulkan rencana yang memungkinkan Rusia mempertahankan wilayah yang telah direbut.
Beberapa pejabat militer dan intelijen AS menyatakan keprihatinan atas prospek Ukraina, mengingat Rusia terus memperkuat posisinya di Kursk dan wilayah timur Ukraina. Konflik ini diperkirakan masih akan memanas dalam waktu dekat.