2 Penambang Tewas Diterjang Banjir Bandang di Tambang Emas Ilegal Hulawa Pohuwato

Diposting pada

Hujan deras yang mengguyur kawasan pegunungan Hulawa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Senin dini hari (2/6/2025), memicu banjir bandang yang menewaskan dua orang di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) Dusun Hele, Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia.

Kedua korban, Reynol Singal asal Minahasa Utara dan Emin dari Paguyaman. Keduanya ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus sungai yang meluap akibat hujan ekstrem.

Mereka diketahui sebagai operator alat berat tambang di lokasi tambang yang selama ini beroperasi tanpa izin dan standar keselamatan kerja.

“Korban berada terlalu dekat dengan aliran sungai dan tidak sempat menyelamatkan diri saat air bah datang dari hulu,” kata Aqun T Marali, Pelaksana Harian Pos SAR Marisa.

Reynol ditemukan lebih dahulu sekitar pukul 11.00 Wita oleh warga yang menyusuri aliran sungai. Jasadnya dalam kondisi tertimbun lumpur dan terjepit di antara batu besar.

Sementara jasad Emin ditemukan sekitar pukul 17.00 Wita, satu kilometer dari lokasi pertama, dalam keadaan penuh lumpur dan rusak parah akibat benturan.

“Dia hanya bekerja untuk keluarga, tapi tempat kerjanya justru menjadi liang kubur,” ucap Mince, kerabat Reynol, sambil menahan tangis saat menerima jenazah.

Kejadian tragis ini kembali menyorot praktik tambang ilegal di Pohuwato yang kerap mengabaikan aspek keselamatan dan lingkungan.

Aktivitas pertambangan tanpa izin di wilayah Hulawa telah berulang kali ditertibkan, namun tetap kembali beroperasi akibat lemahnya pengawasan dan dugaan pembiaran dari sejumlah pihak.

Dalam kondisi geografis yang rawan longsor dan banjir, aktivitas tambang ilegal memperparah kerusakan lingkungan.

Pembendungan aliran sungai, penggerusan lereng, serta kurangnya mitigasi risiko telah berulang kali menyebabkan bencana serupa.

Aktivis lingkungan dan warga setempat mendesak agar pemerintah daerah serta aparat penegak hukum segera mengambil langkah tegas dan permanen terhadap praktik PETI yang masih marak.

Dua jenazah telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Namun, peristiwa ini meninggalkan luka mendalam sekaligus peringatan serius bagi semua pihak.

Selama tambang ilegal masih beroperasi dan keselamatan diabaikan, ancaman bencana dan korban jiwa akan terus membayangi kawasan tambang di Pohuwato.